BAB 30

12.4K 681 84
                                    

Anyoonggg, apa kabar kalian semua? Terimakasih yaah udah mau nunggu istrinya Gus Afan update hehehe.

Udah ah, yuk, kita langsung ke ceritanya aja!!!

WARNING⚠⚠

JIKA ADA KESAMAAN ALUR, NAMA, TEMPAT DAN WAKTU SEMUA ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN! KARENA CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AKU DAN YANG PERNAH AKU ALAMI.

KATA KATA DAN MOTIVASI DIDALAMNYA BANYAK AKU AMBIL DARI MEDIA SOSIAL DAN ADA JUGA YANG BIKIN SENDIRI, MAKA TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA!!!

Happy Reading seengg!!!
.
.
.
.
.

****

Matahari masih belum menampakkan sinarnya hari ini, dikarenakan jam masih menunjukkan pukul 3 malam. Waktunya sholat tahajjud, seluruh santri berbondong-bondong menuju mesjid pesantren untuk melaksanakan sholat tahajjud berjamaah dengan Gus Rakha sebagai imamnya.

Beberapa menit berlalu, sholat tahajjud selesai. Devi, gadis itu langsung turun dari mesjid dan tidak mengikuti kajian Gus Rakha pagi ini dikarenakan ingin membersihkan seluruh asrama putri. Berhubung mereka semua berada di mesjid, mungkin hanya sebagian yang berada di asrama karena halangan, tapi Devi ingin melakukan hukumannya itu mulai dari hari ini.

Gadis itu memulainya dari lantai dua terlebih dahulu. Dia menyapu dari ujung ke ujung, setelah itu mengepelnya, membersihkan seluruh jendela dan membuang sampah ke tempat pembuangan sampah pesantren. Tak sedikit dari beberapa santri yang tidak mengikuti sholat tahajjud ikut membantu gadis itu.

"Gak usah, gakpapa, kalian istirahat aja." ujar Devi karena santri asrama Firdaus ingin membantunya bersih bersih.

"Gakpapa Ning, kita bantu. Setelah ini, Ning bisa langsung bersih bersih di lantai satu."

Dari banyaknya yang kecewa dan tidak suka kepadanya, ternyata masih ada hati yang tulus untuk tetap suka terhadapnya. Devi bisa lihat ketulusan dari tiga orang santri yang saat ini membantunya, mereka seperti melupakan masalah masalah yang sudah berlalu kemarin.

"Kalian, gak marah sama gue?" tanya Devi kepada mereka.

"Enggak kok Ning. Di luar dari segala masalah kemaren, kita masih menganggap Ning sebagai anggota keluarga pesantren." ujar santri tersebut.

"Lagipun, gak ada manusia yang tidak luput dari salah. Semua manusia tempatnya salah dan dosa,"

"Iya Ning. Allah selalu memberi kesempatan kepada hambanya untuk berubah. Maka dari itu, kita yakin Ning pasti memiliki kesempatan itu."

Terharu. Ternyata masih ada yang baik dari mereka yang tidak baik.

"Ya Allah, ke sentil hati gue." batinnya berucap.

"Udah Ning,"

Ucapan santri tersebut membuat Devi terkejut dan tersenyum. "Makasih yah, udah mau bantuin gue."

"Sama sama Ning,"

"Kalau gitu, gue lanjut bersih bersih lantai bawah."

Mereka mengangguk sopan. Devi pun melanjutkan hukumannya di lantai bawah. Seperti di lantai atas, dia membersih ujung ke ujung dan di setiap kamar.

Istri Nakal Gus AfanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang