BAB 13

7.4K 510 86
                                    

Assalamu'alaikum... Kembali bersama Aiss disini.

Kalian bosen gak sih ketemu sama cerita aku terus? Jujur yah, gak boleh bohong.

Semoga kalian gak bosen bosen yah, kita langsung ke ceritanya aja oke?

WARNING⚠⚠

JIKA ADA KESAMAAN ALUR, NAMA, TEMPAT DAN WAKTU SEMUA ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN! KARENA CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AKU DAN YANG PERNAH AKU ALAMI.

KATA KATA DAN MOTIVASI DIDALAMNYA BANYAK AKU AMBIL DARI MEDIA SOSIAL DAN ADA JUGA YANG BIKIN SENDIRI, MAKA TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA!!!

Happy reading guys!!!

.
.
.

"Karena bulan identik dengan rasa keharmonisan. Bulan mengajarkan kita gelap belum tentu tidak ada cahaya sama sekali. Di langit yang gelap gulita disana, bulan mampu bercahaya sendirian, ikhlas tanpa pamrih untuk menerangi bumi"

-Sridevi Aziza Putri-

"Karena saya tidak ingin menjadi matahari ataupun bintang, saya hanya ingin menjadi sejuta awan yang ada dilangit agar dapat memeluk bulan setiap saat. Dan biarkan hanya saya yang dapat menikmati sinar dari bulan itu seorang diri"

-Muhammad Rafan Athallah-

"Saya tidak perlu menjadi keempatnya Devi, cukup saya menjadi suamimu sudah lebih dari keempatnya. Jika matahari bisa meninggalkan langit ketika malam hari tiba, maka saya tidak akan meninggalkan mu seperti matahari meninggalkan langit. Jika bulan juga bisa meredupkan sinarnya saat siang hari tiba, maka saya tidak. Saya tidak akan meredupkan rasa cinta ini terhadapmu. Jika bintang bisa hilang karena awan hitam, maka saya tidak. Saya tidak akan hilang disaat awan hitam memasuki kehidupan kita. Dan langit, dia terbagi menjadi dua bagian yaitu hitam dan biru. Maka saya tidak, saya tidak akan terbagi menjadi dua bagian. Saya ini satu, rasa cinta saya satu terhadapmu yang dilandasi ridho-Nya Allah akan selalu menjadi milikmu, tidak akan pernah menjadi milik orang lain dan tidak akan seperti langit yang terbagi menjadi dua untuk matahari disiang hari dan untuk bulan dimalam hari."

-Muhammad Rafan Athallah-

****

Malam yang begitu cerah karena bulan malam ini begitu terang dengan beberapa bintang di sekelilingnya. Seperti ucapan Gus Afan tadi sore, malam ini Devi setelah santri ngaji kitab dia akan pergi ke ndalem untuk menemui Gus Afan yang sudah menunggunya disana.

"Dev, lo mau kemana?" tanya Violeta saat melihat Devi ingin keluar dari kamar asramanya. Pasalnya, gadis itu tidak mengikuti ngaji kitab karena tengah berhalangan.

"Ke ndalem mau ketemu Gus Afan, kenapa emangnya?"

"Apa? Lo mau ketemu Gus Afan? Ngapain Dev?" tanya Alifa kepadanya.
"Entahlah, mungkin mau hukum gue," sahutnya enteng.

"Lo buat masalah lagi?" kini Mala yang bertanya.

Devi terkekeh. "Tadi sore gue mau kabur bentar ke kampung sebelah, eh malah kepergok dia."

"APAA? KABURR?!" pekik mereka bertiga membuat Devi menutup kedua telinganya.

"Ya ampun, gue baru satu bulan di sini udah sakit telinga gue denger teriakan kalian! Apa lagi gue tinggal satu tahun disini, bisa bisa copot telinga gue!" dumel Devi dengan raut wajah kesal.

Istri Nakal Gus AfanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang