Haiii satu bab lagi gaiss, ayo vote dan komen juga. Pokoknya di dua bab ini harus nembus tiga ratus yaah.
Cusss langsung aja ke ceritanya.
Happy reading 📖
.
.
.
.
.****
Langkah kaki cepat dari arah ndalem membuat sebagian santri yang melihatnya aneh. Pasalnya orang tersebut berlari sembari juga menangis.
Brugh!
"Awshh!" ringis seseorang.
"Maaf, maaf." ujar gadis itu serak.
"Kalau jalan itu hati hati, sakit nih." kata orang yang ditabrak.
"Maaf, gue minta maaf." gadis itu menyeka air matanya, ingin sekali dia memarahi dirinya karena perasaan yang aneh ini.
"Kamu gila yah? Lagi ikutan casting inda apa gimana? Lari lari sambil nangis, dikejar setan kamu?"
"Gue gak ada waktu buat bicara, sekali lagi maaf." gadis itu berlari menuju asramanya.
"Lis, aneh yah itu santri baru." ujar Lea kepada Lisa teman satu asramanya.
"Tau lah, kita ke kamar mandi sekarang nanti keburu ngantri."
Keduanya pun pergi dari sana. Sedangkan Devi, gadis yang di lihat banyak santri tengah menangis setelah dari ndalem itu kini memasuki kamar asramanya dan membuat ketiga sahabatnya panik dan bingung ketika mendapati gadis itu kembali dengan menagis.
"Loh, Dev, lo kenapa?" tanya Mala duduk di samping Devi, ketiganya kini mendekat ke kasur Devi.
Devi menyeka air matanya. "Gue gakpapa."
"Gakpapa apanya, ini lo nangis loh. Ada yang jahatin lo yah?" tanya Alifa memegang bahu gadis itu yang bergetar.
"Gue gakpapa, tadi cuma kesandung terus jatuh." alibinya membuat ketiganya menatap satu sama lain.
"Ada yang luka?" tanya Violeta juga dan gadis itu menggeleng.
"Lah, terus lo nangis kenapa?" tanya Violeta lagi.
"Malu." cicitnya.
Ketiga menghembuskan napas panjang, kurang kerjaan sekali teman satunya ini. Hanya karena jatuh dan dia menangis? Unik sekali. Tetapi, bukan itu alasan yang benar.
"Udah, gak usah nangis lagi. Ayo kita siap siap sholat dhuhur, itu mukenah lo udah kita bawain."
Ketiganya mengangguk dengan ucapan Mala. Mereka pun bergegas pergi ke mesjid karena sebagian santri sudah ada disana.
*****
Selesai sholat dhuhur, seluruh santri kembali keasrama mereka masing-masing untuk bersiap siap sekolah siang. Meskipun pagi tadi tengah ada lomba, pelaja siang ini tidak bisa dituda lagi.
"Gaiss, gue duluan yah. Gue mau ke dapur, soalnya ada yang harus gue ambil disana." kata Devi setelah melipat kembali mukenah nya.
"Yah udah, langsung balik ke asrama jangan keluyuran lagi nanti telat masuk sekolahnya." sahut Mala.
"Siap! Gue duluan." gadis itu berlalu tanpa mengucapkan salam membuat ketiga temannya menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Nakal Gus Afan
Fiksi UmumApa yang kalian dengar dan lihat jika ada santri baru? Kenakalan? Yah, sama halnya dengan santri baru ini. Nakal sudah mendarah daging ditubuhnya, tanpa melakukan kenakalan satu hari membuat dirinya seperti kehilangan semangat hidup. Sridevi Aziza...