BAB 26

7K 498 157
                                    

Assalamu'alaikum gaisss.
Aku kembali hehehehe, maaf yah lama update karena ngedraft dulu biar enak updatenya.

Kita langsung ke ceritanya aja yukk!!!

WARNING⚠⚠

JIKA ADA KESAMAAN ALUR, NAMA, TEMPAT DAN WAKTU SEMUA ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN! KARENA CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AKU DAN YANG PERNAH AKU ALAMI.

KATA KATA DAN MOTIVASI DIDALAMNYA BANYAK AKU AMBIL DARI MEDIA SOSIAL DAN ADA JUGA YANG BIKIN SENDIRI, MAKA TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA!!!

Happy reading seeengg!!!
.
.
.
.
.

*****

"Semua ini gara gara lo!"

Suasana di asrama Hannam 1 kini ricuh di akibatkan oleh dua orang yang beradu cekcok.

"Kok malah nyalahin gue sih, elo?"

"Ya karena lo hp gue sekarang di hancurin sama Gus Afan, Devi."

"Gue gak sengaja Mila, emangnya gue mau ketahuan sama Gus Afan? Enggak juga," balas Devi.

"Tapi HP itu berharga lo tau? Disana banyak kenangannya,"

"Udah napa sih, ini cuma masalah HP doang dibesar besarin." seru Mala kepada dua orang itu.

"Lo mah enak cuma ngomong doang, Hp itu mahal tahu. Tapi ini bukan masalah harganya, tapi masalah kenangannya." sahut Mila kepada Mala.

"Gue ganti Hp lo, tenang aja." ucap Devi membuat ketiga sahabatnya menoleh kearahnya.

"Dapat uang darimana lo buat ganti Hp dia? Lo aja gak kerja," balas Violeta.

"Tenang aja,"

Mila melipat kedua tangannya didepan. "Oke, gue kasih waktu lo tiga hari."

Alifa membulat seketika. "Mikir anjir, tiga hari dapet dari mana uang sebanyak itu buat gantiin HP lo?!"

"Tau tuh, lo kira duit itu daun kali." sambung Violeta.

"Gue gak mau tahu, tiga hari lagi gue datang menemui lo dan Hp gue udah ada!" Mila berlalu dari asrama Hannam 1.

Setelah kepergian Mila, ke empat orang itu duduk di bawah dengan pemikiran mereka masing-masing.

"Gimana kalau Hussein aja lo jual?" tawar Alifa membuat Devi menoleh kearahnya.

"Enak aja, enggak! Hussein tetep disini gak akan kemana-mana!"

"Terus, lo dapet duit dari mana Devi? Ngepet? Gak mungkin kan?" timpal Mala.

Devi terdiam dengan pikirannya sendiri. "Terpaksa, gue harus minta sama Ayah."

"Dev," panggil Violeta.

"Nanti gue pikirin lagi," gadis itu berdiri dari duduknya.

"Mau kemana?" tanya Mala ikut berdiri dari duduknya begitu juga dengan Alifa dan Violeta.

"Mau ke kantin pesantren bentar buat beli cemilan," Devi berjalan menuju pintu. "Gue titip Hussein, ya."

Mereka bertiga mengangguk. Devi pun belalu dari sana seraya memijat pelipisnya yang terasa pening karena masalah ini. Gadis itu berjalan keluar dari halaman santri putri dan menuju ke arah ndalem yang dimana tidak ada siapa siapa pun di halaman ndalem.

"Assalamu'alaikum dulu,"

Hendak Devi membuka pintu tersebut, dirinya terkejut oleh suara seseorang dari arah belakang. Gadis itu membalik tubuhnya guna melihat seseorang itu.

Istri Nakal Gus AfanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang