Assalamu'alaikum anak anak Bunaaa.
Apa kabar nih? Sehat semua yah, makasih loh masih suka dan tetap staytune disini. Jangan pernah pergi yah, kita kawal cerita ini sampai bener bener ending.Yuk, gas ke ceritanya aja!!!
WARNING⚠⚠
JIKA ADA KESAMAAN ALUR, NAMA, TEMPAT DAN WAKTU SEMUA ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN! KARENA CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AKU DAN YANG PERNAH AKU ALAMI.
KATA KATA DAN MOTIVASI DIDALAMNYA BANYAK AKU AMBIL DARI MEDIA SOSIAL DAN ADA JUGA YANG BIKIN SENDIRI, MAKA TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA!!!
Happy Reading!!!
.
.
.
.
."Saya menundukkan pandangan tak berani untuk menatap, bukan berarti kamu tidak cantik. Tetapi saya takut menikmati sesuatu yang belum menjadi halal bagi saya."
-Muhammad Arrakha Daniswara-
"Tetapi jangan melupakan satu hal, kamu boleh menyebut seseorang yang kamu cintai didalam doamu. Tapi bukan berarti dia yang berada di lauhul mahfudz mu."
-Muhammad Arrakha Daniswara-
*****
Setiap hari dalam satu minggu ini, Devi menjalankan hukumannya. Tidak ada satu hari tanpa tidak telat untuk dirinya memasuki sekolah pagi, karena setelah sholat tahajjud dilakukan dia langsung membersihkan asrama putri namun saat subuh tiba, ia memberhentikannya lalu melanjutkannya lagi ketika selesai sholat subuh.
Setiap hari dalam satu minggu pun, Gus Afan selalu memberi gadis itu sesuatu. Entah itu nasi goreng, cemilan, uang yang ia sembunyikan di lemari gadis itu.
"La, ayo cepet. Sekarang jadwalnya Mas Rakha," ujar Devi tergesa-gesa memakai kerudungnya.
"Bentar, buku gue gak ada." jawab Mala mencari bukunya.
"Emangnya kemana sih? Lo lupa kali taronya dimana, atau dipinjem santri lain?"
"Enggak, seingat gue emang ada disini." Mala terus mencari buku itu, sebab buku itu akan dikumpulkan sekarang kepada Gus Rakha. "Aduuh, bisa dihukum nih gue kalau gak dikumpulkan."
"Ihh, ayo La." Devi menyelesaikan kerudungnya.
"Lo duluan aja, gue cari dulu bukunya."
Devi melihat Mala yang masih sibuk mencari buku tersebut. "Gakpapa, gue duluan?"
"Gakpapa, udah sana."
"Gue duluan yah, cepetan lo jangan sampai keduluan Mas Rakha masuk kelas."
"Iyaa,"
"Assalamu'alaikum." Devi memberi salam lalu keluar dari asramanya.
Tertinggal Mala disana yang masih sibuk mencari buku tersebut.
"Kemana sih, nih buku." gumamnya.
Tak terasa sudah dua puluh menit gadis itu mencari buku miliknya. Namun nihil, dia tidak menemukannya dimanapun.
"Tau ah, daripada gue dihukum double karena telat dan gak ngumpulin bukunya, mending gue berangkat aja."
Mala pun berangkat tanpa membawa buku yang ia cari tadi. Gadis itu berjalan, suasana pagi ini begitu sepi karena seluruh santri sudah berada disekolah formal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Nakal Gus Afan
Ficción GeneralApa yang kalian dengar dan lihat jika ada santri baru? Kenakalan? Yah, sama halnya dengan santri baru ini. Nakal sudah mendarah daging ditubuhnya, tanpa melakukan kenakalan satu hari membuat dirinya seperti kehilangan semangat hidup. Sridevi Aziza...