Assalamu'alaikum gaiss, selamat pagi siang sore dan malam kapanpun kalain membacanya. Jangan pernah bosan bosan yah menunggu cerita cerita aku update. Jangan lupa juga, vote, komen, follow dan rekomendasikan ketemen temen kalian, upload di tiktok, IG atau apapaun biar cerita ini makin boming dan banyak yang baca yaahh.
Yukk cuss, kita langsung ke ceritanya aja yah!!
WARNING⚠⚠
JIKA ADA KESAMAAN ALUR, NAMA, TEMPAT DAN WAKTU SEMUA ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN! KARENA CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AKU DAN YANG PERNAH AKU ALAMI.
KATA KATA DAN MOTIVASI DIDALAMNYA BANYAK AKU AMBIL DARI MEDIA SOSIAL DAN ADA JUGA YANG BIKIN SENDIRI, MAKA TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA!!!
Happy reading gaisss!!!
.
.
.
.
."Saya tidak mau wajah kamu seperti bulan yang selalu dipandang indah dimalam hari oleh banyak orang. Saya mau wajah kamu seperti matahari yang ketika semua orang melihat wajahmu, maka mereka akan menundukkan pandangannya karena terlalu begitu silau jika terus dipandang sinar tersebut."
-Muhammad Rafan Athallah-
"Biarkan hanya saya yang menikmati keindahan bulan itu sendiri, dibalik awan hitam yang menutupinya."
-Muhammad Rafan Athallah-
*****
Malam hari di pesantren Al-Falah. Sekarang semua santri kembali ke asrama masing-masing setelah melaksanakan ngaji kitab bersama di ndalem. Tidak semua santri sih, tertinggal hanya santri yang menempati kamar asrama Hannam 1 saja.
"Ngapain sih, kita masih berdiri disini?" tanya Alifa kepada tiga sahabatnya.
"Tahu nih bocah, dari tadi ngelihatin ndalem terus." sahut Mala menatap Devi yang terus menatap pintu ndalem.
"Lo mau ke ndalem, Dev?" tanya Violeta kepada gadis itu.
"Gue harus kesana, izinin gue yah. Kalau enggak, kalian jangan bilang pengurus kalau gue ke ndalem." Devi menatap satu persatu sahabatnya. "Gue lihat jadwal pengurus hari ini itu Ning Via, gue gak mau dia tau kalau gue ke ndalem. Gue males berurusan sama dia,"
"Emangnya lo ada urusan apa lagi disana, Dev? Bukannya gak ada hafalan atau setoran apapun lagi," ujar Mala kepada gadis itu yang terdiam.
Devi bingung harus memberi alasan apa. Pasalnya ia ingin melihat keadaan Gus Afan, satu hari ini dia melihat laki-laki itu hanya tadi pagi saja setelah diusir bersama Novia.
"Eh iya. Gue dapat kabar dari Ustadz Ali, katanya Gus Afan, itu sedang sakit yah?" tanya Alifa kepada mereka bertiga.
Mendengar ucapan dari Alifa, Mala langsung paham niat Devi ke ndalem.
"Emang di bolehin ke ndalem sama, Ummi Kulsum?" tanya Mala ikut menatap pintu ndalem.
"Ga tau,"
"Gakpapa, sana kalau mau ketemu Gus Afan," balas Mala tersenyum. "Tapi harus ada orang lain, jangan berduaan didalam. Ingat!"
Devi tersenyum lebar setelah mendengar ucapan Mala. "Makasihh," gadis itu langsung memeluk Mala dengan erat. "Sayang deh, gue setuju pakek banget pokoknya!"
Mala menautkan kedua alisnya. "Setuju apaan?"
Devi melepas pelukannya. "Pokoknya setuju deh," Devi memberi kitab miliknya kepada Alifa. "Gue titip yah, gue pergi dulu. Pokoknya gue sayang kalian bertiga, assalamu'alaikum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Nakal Gus Afan
General FictionApa yang kalian dengar dan lihat jika ada santri baru? Kenakalan? Yah, sama halnya dengan santri baru ini. Nakal sudah mendarah daging ditubuhnya, tanpa melakukan kenakalan satu hari membuat dirinya seperti kehilangan semangat hidup. Sridevi Aziza...