Assalamu'alaikum gaisss, ketemu lagi bersama aku di cerita INGA ini.
Kalian udah gak sabar kan? Ayo lah, gak mau basa basi lagi disini.
WARNING⚠⚠
JIKA ADA KESAMAAN ALUR, NAMA, TEMPAT DAN WAKTU SEMUA ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN! KARENA AKU HANYA MANUSIA BIASA YANG TAK LUPUT DARI SALAH DAN CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AKU DAN YANG PERNAH AKU ALAMI.
KATA KATA DAN MOTIVASI DIDALAMNYA BANYAK AKU AMBIL DARI MEDIA SOSIAL DAN ADA JUGA YANG BIKIN SENDIRI, MAKA TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA!!!
Happy reading gaiss!!!
.
.
.
.
."Ya Allah, aku titip istriku dalam penjagaan mu. Jaga dia sebelum kami menemukan dia, lindungi dia dan semoga di sehat dan selamat tanpa luka ketika kami menemukannya."
-Muhammad Rafan Athallah-
*****
"DEVI HILANG DI HUTAN HILANG!!!"
Suara teriakan itu mampu membuat keheningan disana menoleh kearah tiga santri. Yang tadinya seluruh santri akan kembali ke asrama setelah pengabsenan, tetapi mereka urungkan ketika mendengar kabar yang mengejutkan.
"Mala, Violeta, Alifa, bagaimana bisa hilang? Bukannya Devi, satu barisan sama kalian." kata ustadzah Mita kepada mereka bertiga.
"Dari awal jalan, Devi memang satu barisan sama saya ustadzah. Tapi kan, setelah dari hutan hilang itu semua barisan acak acakan dan dari situ saya tidak satu barisan dengan dia." terang Violeta kepada ustadzahnya itu.
"Assalamu'alaikum, apa yang kalian maksud barusan? Devi, hilang di hutan hilang? Bagaimana bisa?" seluruh ustadz dan ustadzah begitu juga dengan dua Gus itu, kini berkumpul kearah kelas 12 A. Tak hanya mereka, semua santri yang masih belum kembali ke asrama mereka juga ikut berkumpul.
"Wa'alaikumussalam, ustadz." jawab mereka.
"Mala, apa yang kalian maksud tadi?" tanya ustadz Khaliq kepada gadis itu.
"Afwan ustadz, salah satu santri kelas 12 A ada yang hilang. Mungkin itu Devi, karena dia tidak ada disini." jelas Mala menundukkan wajahnya gugup.
"Dan kami mengira, kalau dia hilang dihutan hilang ustadz. Karena setelah dari hutan itu, kita bertiga tidak satu barisan lagi dengan Devi," imbuh Alifa ikut menjelaskan.
"Kalian ini gimana sih, sudah saya bilang untuk tetap dibarisan dan lihat teman barisan kalian. Sekarang gimana? Sudah terjadi kan?!" seru ustadz Ridwan membuat ketiganya menunduk.
"Ustadz, ini bukan salah mereka bertiga. Karena memang dihutan hilang itu situasi memang sudah kacau." lerai ustadz Ali.
"Mala, terakhir kalian bersama Devi dimana?" tanya Gus Rakha.
"Di hutan hilang Gus, saat semua ustadz mengusir ular di depan." jawab Mala antusias.
"Kita cari Devi, dari titik itu." seru Gus Afan tenang dengan hati terus membaca sholawat berharap istrinya baik baik saja.
"Tapi Gus, ini sudah malam. Apa lebih baik kita cari besok saja?"
Siapa yang bertanya seperti itu? Sudah dipastikan itu adalah ustadzah Marina, orang yang paling tidak disukai oleh Devi.
"Kalau saya boleh menggantikan Devi, dengan ustadzah, sudah saya lakukan sekarang." kata Gus Afan sedikit menekan intonasinya.
Tertohok? Tentu, itu sama saja Gus Afan mau posisi Devi di ganti dengan ustadzah Marina. Lelaki itu sedikit kesal dengan ucapan perempuan lebih tua darinya itu, maka ucapannya sedikit tidak terkontrol.

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Nakal Gus Afan
General FictionApa yang kalian dengar dan lihat jika ada santri baru? Kenakalan? Yah, sama halnya dengan santri baru ini. Nakal sudah mendarah daging ditubuhnya, tanpa melakukan kenakalan satu hari membuat dirinya seperti kehilangan semangat hidup. Sridevi Aziza...