BAB 15

14.3K 678 81
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Haaaiiii apa kabaaarrr? Masih setia dengan cerita aku satu iniii? Ayooo sebelum baca di vote terlebih dahulu gaisss!!!!

Kita ke cerita nya aja yuk!
Gaasss...... Ngeeengggggg!

WARNING⚠⚠

JIKA ADA KESAMAAN ALUR, NAMA, TEMPAT DAN WAKTU SEMUA ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN! KARENA AKU HANYA MANUSIA BIASA YANG TAK LUPUT DARI SALAH DAN CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AKU DAN YANG PERNAH AKU ALAMI.

KATA KATA DAN MOTIVASI DIDALAMNYA BANYAK AKU AMBIL DARI MEDIA SOSIAL DAN ADA JUGA YANG BIKIN SENDIRI, MAKA TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA!!!

Happy reading gaiss!!!
.
.
.
.
.

****

Allahuakbar Allahuakbar

Adzan subuh berkumandang di mesjid pesantren, itu yang artinya semua santri sudah bangun dan akan menjalankan tugasnya untuk sholat subuh berjamaah.

Devi, gadis itu masih terlelap didalam mimpinya. Mungkin, karena dia begitu nyaman akan pelukan seseorang dari arah belakangnya. Dan yah, saat Gus Afan kembali ke kamar semalam, beliau sudah melihat istrinya tertidur pulas dan alhasil Devi tidak tahu jika dirinya malam ini tidur bersama Gus Afan. Suaminya.

"Assalamu'alaikum, Zaujati. Selamat pagii, ayoo bangun sholat subuh, tadi kamu sudah tidak sholat tahajjud." seru Gus Afan masih setia memeluk istrinya yang tertidur pulas. Gus Afan yang sudah bangun dari tadi saat melaksanakan sholat tahajjud, dia kembali ke kasur empuknya untuk memeluk kembali istri nakalnya itu.

Gadis itu menggeliat, Devi mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Gus Afan hingga laki-laki itu bisa melihat wajah cantik istrinya.

"Subhanallah, tidur saja cantik sekali istri saya." tutur Gus Afan lembut mengusap kepala Devi yang masih berbalut kerudung.

Fhuuhhh

Gus Afan meniup bulu mata lentik Devi dan membuat gadis itu menggeliat kembali.

"Euughh, Mas jangan ganggu Devi tidur." ucapnya dengan suara khas bangun tidur.

Mas? Apakah gadis ini mengira kalau Gus Afan itu adalah Gus Rakha?

Gus Afan tersenyum karena Devi memanggilnya dengan sebutan Mas untuk kedua kalinya. Dia memegang pipi Devi lalu mencubitinya pelan. "Bangun, sholat subuh."

"Devi masih ngantuk Mas," sahutnya dengan mata masih terpejam kuat.

"Nanti kalau udah wudhu ga bakalan ngantuk lagi kok," Gus Afan mengelus pucuk kepala Devi.

Tidak ada respon apapun dari Devi, hingga terbesit ide jahilnya di benak Gus Afan yang tersenyum miring.

"Mau wudhu sendiri, atau Mas yang gendong dan bawa kamu ke kamar mandi." ujar Gus Afan masih setia menatap Devi.

Gadis itu bergeming dan tidak menjawab, Gus Afan yang memiliki ide itu menggelengkan kepalanya ternyata susah untuk membujuk istrinya ini.

"Tidak bisa saya biarkan, waktu subuh bentar lagi mulai." Gus Afan bangun dari tidurnya dan berjalan ke arah samping tepat di samping Devi.

Gus Afan memperhatikan Devi yang masih memejamkan matanya, dia menggelengkan kepalanya sebentar lalu ber ancang-ancang untuk menggendong Devi dan membawanya ke kamar mandi.

Istri Nakal Gus AfanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang