Assalamu'alaikum, kembali lagi bersama INGA guys! Semoga kalian tidak pernah bosan dengan cerita INGA ini yah.
Kita langsung ke ceritanya aja.
WARNING⚠⚠
JIKA ADA KESAMAAN ALUR, NAMA, TEMPAT DAN WAKTU SEMUA ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN! KARENA CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AKU DAN YANG PERNAH AKU ALAMI.
KATA KATA DAN MOTIVASI DIDALAMNYA BANYAK AKU AMBIL DARI MEDIA SOSIAL DAN ADA JUGA YANG BIKIN SENDIRI, MAKA TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA!!!
Happy reading guys!!
.
.
."Surat Ar-Rahman adalah Surat yang penuh dengan pengulangan tentang kebesaran Allah dan nikmat-Nya yang tak terhitung jumlahnya. Manfaat Surat Ar-Rahman sendiri, mengajarkan tentang pentingnya bersyukur dan berbuat kebaikan kepada sesama manusia. Dan Surat Ar-Rahman ini adalah hadiah dari saya untuk pernikahan kita, Zaujati"
-Muhammad Rafan Athallah-
****
Semua santri kini tengah berada ditempat peristirahatan atau selalu dibilang tempat untuk santri makan. Tempat nya di pisah, untuk santriwati di area barat dan santriwan di area timur.
"Ini kita makan pakai lauk tahu tempe aja?" tanya Devi melihat kedua lauk itu diatas nasinya.
"Iyalah, lo kira tinggal dipesantren makannya ayam goreng?!" balas Mala disela makannya.
"Gue gak terbiasa makan makanan yang kaya gini," Devi menjauhkan piringnya yang masih belum dia sentuh.
"Udah nikmatin aja, anggap aja nih tahu ayam goreng paha dan nih tempe ayam goreng dada." tutur Alifa disela makannya.
"Lo kira gue bodoh!"
"Terus kalau lo gak suka, gak mau makan gitu? Makanan kita setiap hari kaya gini, lo harus terbiasa. Kalau lo gak suka, lo gak makan selama dipesantren ini!" tegas Mala.
Devi mendengus kesal. "Nih Vio, makan lo aja gue masih punya cemilan di koper." Devi berlalu dari sana membuat beberapa santri menggeleng melihat kelakuannya.
Gadis itu keluar dari tempat peristirahatan. Kakinya melangkah kembali menuju ndalem, dia melihat sekitarnya takut takut jika ada santri yang melihatnya tengah menuju ndalem.
"Assalamu'alaikum, Kakek, Nenek Mas Rakha." salam Devi memasuki ndalem.
"Waalaikumsalam," jawab Gus Rakha dari ruang makan. Devi yang mendengar itu langsung menuju ruang makan yang berada di pojok kanan.
"Euhmm, harum banget," ujar Devi saat dirinya sudah berada di ruang makan.
Mereka bertiga yang berada disana, melihat satu sama lain ketika Devi ikut duduk bersama mereka.
"Kalau makanannya kaya gini, baru gue bisa makan." Devi men centong nasi kedalam piring, mengambil lauk ayah goreng paha lalu tumis kangkung kesukaannya. Devi pun dengan lahap memakannya.
"Devi, kamu tidak makan bersama santri lainnya?" tanya Ummi Kulsum.
"Lauknya cuma tahu sama tempe, mana bisa buat Devi kenyang," jawabnya disela makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Nakal Gus Afan
Ficção GeralApa yang kalian dengar dan lihat jika ada santri baru? Kenakalan? Yah, sama halnya dengan santri baru ini. Nakal sudah mendarah daging ditubuhnya, tanpa melakukan kenakalan satu hari membuat dirinya seperti kehilangan semangat hidup. Sridevi Aziza...