Chapter 26

1.5K 104 8
                                    

Cw // a lil bit 🔞
•••

"Aegi."

Panggilan Jaemin membuat Chenle menoleh lalu tersenyum. Kini Jaemin sudah duduk di sampingnya, sedang mengemudi untuk pulang ke rumah mereka.

"Maaf ya?"

Chenle menatap garis wajah Jaemin dari samping. He looks perfect.

"Dimaafin, tapi nanti jangan lupa lagi buat ngabarin aku kalo ada kegiatan sama artis lain."

Jaemin meraih tangan Chenle untuk digenggam seraya menoleh untuk menatap sang pujaan, mumpung lampu merah.

"Jujur, aku malah suka kamu cemburuin. Lucu, gemes, dan aku seneng karena kamu berarti sesayang itu sama aku."

"I'll always love you, oppa!"

Jaemin menahan napas ; oke, Jaemin, mulai sekarang biasain diri lo kalau setiap hari dipanggil oppa sama Chenle.

"Me too, baby. Aku sayang kamu, sekarang dan selamanya."

Chenle menggelengkan kepalanya. "Auuhh, cringe tapi oke lah."

"Hahahahaha. Aku akan mencintaimu dengan ugal-ugalan, Zhong Chenle!!"

Chenle ikut tertawa. Perkataan Mark benar sekali. Jaemin-nya selalu bucin. Dan hanya padanya.

20.00 KST

Dua sejoli itu sudah berbaring di kasur mereka sambil berpelukan. Jaemin terlihat senang karena Chenle tiba-tiba berubah manja. Seharian ini sang submisif tidak henti-hentinya membuat Jaemin gemas. Seperti submisif pada umumnya, yang seharusnya jadi paling manja daripada sang dominan.

"Jaemin oppa, gak kerasa kamu bentar lagi ulang tahun. Mau kado apa?"

Jaemin mengeratkan pelukannya sambil terkekeh. Literally ini baru tanggal 2 Juni dan seharusnya Haechan yang bentar lagi ulang tahun.

"Masih lama, baby. Empat hari lagi Haechan tuh yang ulang tahun. Kamu mau ngado apa?"

"Ehmm.."

"Gemes banget sih pura-pura mikir, padahal aku tau kalo bocah itu pasti udah minta sesuatu kan ke kamu?"

Chenle terkekeh. Siapa pun tau kelakuan Haechan yang blak-blakan. Submisifnya Jeno itu memang BM alias banyak mau.

"Kalo kamu ngado apa ke Echan hyung?"

Jaemin menggeleng. "Nggak tau. Kayaknya nanti kalo ketemu barang bagus aku beliin aja buat kado."

Chenle hanya mengangguk di pelukan kekasihnya. Sedari tadi lelaki manis itu sudah mabuk mencium aroma maskulin dari dada Jaemin. Chenle sedang mabuk cinta.

Submisif itu memundurkan kepalanya, membuat Jaemin ikut menunduk. Tangannya dibawa naik untuk menyusuri dada bidang Jaemin. Sudah lama ia tidak meraba otot-otot kekasihnya itu.

"Kamu seringnya nge-gym kapan sih? Aku kok gak pernah diajak. Ini ototnya juga makin gede ya?"

Jaemin menikmati sentuhan Chenle di dada bidangnya. Sambil menggigit bibir bawah menahan untuk tidak menerkam Chenle saat ini juga.

Sudah Jaemin bilang, sentuhan Chenle sekarang dan dulu itu berbeda. Dulu terasa biasa saja dan justru agak risih. Namun sekarang terasa geli dan lebih...sensual. Akan sangat bahaya jika dirinya turn on karena sentuhan Chenle, yang padahal hanya di luar bajunya.

Chenle menghentikan kegiatannya lalu mendongak. "Kok diem, oppa? Masih risih ya kalo aku pegang-pegang?"

Tatapan sendu Chenle membuat Jaemin menggeleng. Tidak, tidak. Chenle-nya salah paham.

NZ Story || Jaemle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang