Aku up nih, siapa yang nungguin? Hihihi
Happy reading yeoreobun
Don't forget to voment
•••"Sini," titah Jaemin setelah Chenle selesai membersihkan diri. Lelaki itu sudah bersiap untuk mengobati luka-luka Chenle, membawa kotak P3K yang isinya sangat lengkap.
Chenle duduk di pinggiran kasur lalu menghadap ke arah Jaemin.
"Kalo sakit bilang ya?" Jaemin mengusapkan kapas yang sudah diberi alkohol ke luka di telapak tangan Chenle. Si manis tidak meringis juga tidak mengeluh sakit. Seakan luka membuatnya mati rasa. Chenle melamun.
Selesai dengan tangan, Jaemin segera mengoleskan salep di wajah Chenle, semoga tidak berbekas. Setelahnya Jaemin menaikkan kaos Chenle hingga memperlihatkan luka di tubuh sang kekasih. Lukanya tidak sebesar di telapak tangan, tapi luka kecil itu tidak hanya menempati satu bagian di tubuh Chenle. Jaemin prediksi luka itu didapat dari Chenle yang memaksakan tubuhnya keluar dari celah kecil, melalui jendela misalnya.
Masih dengan peringatan yang sama, "Kalo sakit bilang ya?" Jaemin mengoleskan obat merah di beberapa titik luka Chenle. Lagi-lagi si manis tidak bereaksi sesuai dugaan Jaemin.
"Udah." Jaemin menutup kembali tubuh Chenle. Membantu kekasihnya berbaring dan beristirahat. Kemudian Jaemin membereskan perlengkapan P3K yang digunakannya. Setelah itu Jaemin ikut berbaring, mengusap pipi Chenle sekilas lalu tangannya mengamit tangan Chenle untuk dikecup.
Cup
"Cepet sembuh, sayang."
Chenle menoleh lalu tersenyum manis. Dirinya sudah kembali tapi tetap mengabaikan rasa perih yang mulai menyerang luka-lukanya. "Makasih, oppa."
"Beneran gak mau ke rumah sakit?" Jaemin membujuk entah yang keberapa kalinya.
"Aku punya dokter pribadi ngapain harus ke rumah sakit."
"Bisa aja si cantik." Jaemin menjawil pelan hidung bangir kekasihnya. Setelahnya menyuruh si manis tidur. Jaemin tahu Chenle pasti lelah, jadi ia tidak mau bertanya apa-apa dulu hari ini.
"Jangan tinggalin aku." Chenle menggenggam tangan Jaemin yang tiba-tiba melepaskan tangannya. Chenle takut ini hanya mimpi dan ia tidak bisa melihat Jaemin lagi.
"Aku di sini, sayang. Kamu tidur ya."
"Mau dipuk-puk," kata Chenle sambil mengerucutkan bibirnya gemas.
Jaemin pun segera memeluk si manis kesayangannya. Kemudian ia memberi puk-puk di punggung Chenle, membawa lelaki itu memasuki alam mimpi dengan aman.
"Saranghae, Chenle-ya. Geurigu mianhae," lirih Jaemin.
11.00 KST
Jaemin membukakan pintu untuk teman-temannya. Mereka menyelesaikan latihan lebih awal untuk menjenguk Chenle.
"Lele mana?" Renjun masuk dengan tergesa, diikuti Mark, Haechan, Jeno, dan Jisung.
"Di kamar, lagi tidur anaknya."
"Dia gapapa kan?" tanya Haechan. "Ada luka?"
Jaemin menyuruh kelimanya duduk lebih dulu. Kemudian Jaemin membawakan minuman dan camilan yang sudah disiapkan sedari tadi.
"Hampir semua tubuhnya ada luka. Cuma gue belum tanya apa-apa, nggak tega."
"Udah ke rumah sakit?" Mark bersuara.
"Dia gak mau, jadi gue obatin seadanya pake obat merah."
Kelimanya mengangguk dan menghembuskan napas lega, setidaknya ada Jaemin yang sudah mengobati Chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
NZ Story || Jaemle [END]
Fanfiction• mature | bxb | fiksi | idol life | harsh words • homophobic dni! • cr on pinterest • NCT OT23 Na Jaemin dan Zhong Chenle adalah salah dua member NCT Dream yang sedang naik daun. Kedekatan mereka sering dianggap sebatas adik kakak karena yang muda...