Chenle beranjak ke dapur setelah tidurnya terganggu karena tiba-tiba haus. Lelaki itu ketiduran akibat latihan intens bersama dreamies, begitu pun Jaemin yang masih asik menutup mata.
Glek
"Waahh, segernya."
Setelah meneguk setengah botol pocari, tubuh Chenle langsung segar dan tidak lagi mengantuk. Ia menyimpan kembali botol di kulkas lalu menghampiri Daegal yang menggonggong ke arahnya.
"Cantikku Daegal, mau main sama Papa?" Chenle menggendong Daegal untuk duduk di sofa.
"Guk guk!"
Chenle terkekeh melihat ekor Daegal yang bergoyang juga perilakunya yang lincah. Si cantik Daegal merasa senang berada di pangkuan papanya. Mungkin kalau Daegal bicara bahasa manusia begini ; Papa, Daegal suka main sama Papa!
Daegal melompat turun dari pangkuan Chenle lalu berlari kecil ke arah pintu utama, mengajak papanya untuk bermain keluar.
"Udah malem, Daegal," kata Chenle setelah menatap jam dinding, pukul 7 malam.
"Guk guk guk!"
"Ya udah, sebentar Papa ambil masker dulu ya?" Chenle akhirnya mengalah, lagipula memang belum terlalu malam. Sudah lama juga ia tidak membawa Daegal jalan-jalan karena sibuk berlatih juga berkencan dengan Jaemin.
Setelah memakai maskernya, Chenle tidak lupa menulis note untuk Jaemin, ia tidak mau membangunkan sang kekasih yang masih nyenyak dalam tidurnya. Lihatlah, Jaemin begitu tenang di balik selimut sambil memeluk guling kesayangan Chenle.
"Gantengnya pacar Lele," gumam Chenle sambil memperbaiki anak rambut Jaemin yang menutupi mata.
Sebelum semakin larut, Chenle segera membawa Daegal berjalan-jalan setelah memakaikan harness (tali anjing). Tidak jauh, hanya mengelilingi komplek perumahan saja. Untungnya cuaca malam ini cukup hangat sehingga angin jahat tidak menusuk kulit mereka.
"Guk guk!"
"Seneng ya? Seneng jalan-jalan sama Papa hm?" Chenle tertawa kecil melihat kelincahan Daegal malam ini. Anjing itu sungguh cantik dan imut, sama seperti papanya.
Chenle berhenti sejenak di taman yang berjarak tiga ratus meter dari rumahnya. Tidak terlalu gelap dan cuaca pun cukup sejuk untuk berdiam sebentar. Daegal berlari menuju kursi di taman, yang mau tidak mau Chenle mengikuti. Ia beristirahat sejenak dan menikmati langit malam yang indah, penuh akan bintang-bintang juga satu bulan purnama.
Setelah cukup lama bermain dengan Daegal, akhirnya Chenle membawa Daegal kembali berjalan untuk pulang. Lelaki itu khawatir Jaemin mencarinya, terlebih lagi ia lupa membawa ponsel.
"Capek ya?" Chenle membawa Daegal ke dalam pelukannya, menggendong si putri kesayangan yang tampak sudah lelah dan mengantuk.
Hanya tersisa satu belokan dan mereka akan sampai di rumah.
"Hmpphhhh!" Chenle spontan melepaskan Daegal yang langsung berlari ke rumah. Lima detik kemudian Chenle kehilangan kesadaran. Hal terakhir yang diingatnya adalah ia dibopong oleh seorang lelaki ke dalam mobil. Sungguh Chenle menyayangkan keamanan komplek perumahan mereka.
•••
Plak!
"Bangun, jalang!"
"Shh." Chenle meringis, pipinya panas sebab ditampar oleh perempuan yang berjongkok di depannya. Belum lagi tangannya tidak bisa bergerak bebas karena diikat.
"Han, udah bangun anaknya," kata orang yang menampar Chenle.
"Coba gue liat." Seorang lelaki yang Chenle ingat membopong tubuhnya kini berjongkok setelah menyuruh si perempuan tadi beranjak. "Hai, Chenle. Ternyata lo beneran manis aslinya, gak cuma di foto."
KAMU SEDANG MEMBACA
NZ Story || Jaemle [END]
Fanfiction• mature | bxb | fiksi | idol life | harsh words • homophobic dni! • cr on pinterest • NCT OT23 Na Jaemin dan Zhong Chenle adalah salah dua member NCT Dream yang sedang naik daun. Kedekatan mereka sering dianggap sebatas adik kakak karena yang muda...