Chapter 16

2K 127 8
                                    

"Udah 4 jam gue nungguin Jaemin, belum balik-balik juga?!" kesal Chenle. Lelaki itu sedang rebahan sendirian sambil bermain ponselnya untuk scrolling medsos.

"Hoaamm." Suara seseorang yang keluar dari salah satu kamar. "Astaga!"

Chenle menoleh, ada Haechan yang sedang berdiri dengan mata melotot. Sepertinya Haechan terkejut melihat ada orang di tengah kegelapan di ruang tamu.

"Lo ngagetin gue aja, Le!" kata Haechan lalu melanjutkan niatnya untuk mengambil minum di dapur.

Chenle tidak bertenaga hanya untuk membalas perkataan Haechan.

"Lagi ngapain sih? Bukannya tidur, udah jam 2 ini."

"Jaemin tadi nyuruh gue nunggu, tapi kagak balik-balik."

Beberapa menit kemudian Haechan memberikan segelas teh hangat pada Chenle. Ia mendudukkan dirinya di sofa seberang.

"Liat aja kalo dia balik, gue tendang selangkangannya," kata Haechan yang kasihan melihat Chenle masih terjaga demi menunggu Jaemin.

Chenle terkekeh.

"Dia nginep di tempat ceweknya kali?" tebak Haechan yang membuat suasana menjadi hening. "Eh, sori."

"Jadi dia ketemuan sama Winter?"

Haechan mengangguk.

"Anjing, buat apa gue nunggu." Chenle mengumpat di depan Haechan membuat yang lebih tua kaget karenanya. Chenle itu jarang mengumpat apalagi di hadapan para hyung.

"Chill, bro. Dia ke sana cuma mau mutusin Winter katanya, coba lo hubungin aja."

Chenle refleks beranjak dari rebahannya, ia sedikit terkejut. "Kenapa?"

Haechan mengedikkan bahunya. Biar saja Jaemin yang menjelaskan pada Chenle. Ia tidak mau menjadi perantara.

"Gue ke kamar lagi ya. Kalo lo masih khawatir sama Jaemin, telfon aja." Haechan meninggalkan Chenle yang memasang senyum kikuk. Yang lebih tua ternyata tau isi pikiran si kecil.

"Mau telfon gengsi, nanti dikira beneran nunggu, bisa gede kepala dia. Atau kemungkinan terburuknya dia lagi sama Winter kan?" gumam Chenle.

Hingga akhirnya Chenle memutuskan ke kamar dan berniat untuk tidur.

•••

Di sisi lain Jaemin terus meneguk minuman yang ia pesan di salah satu bar, yang merupakan bar langganan NCT sehingga ia bisa minum sepuasnya tanpa harus khawatir.

"Aish, Hyunjin gila!" Jaemin sudah setengah sadar bahkan dirinya melakukan drunk dial pada orang di seberang. "Lo temen kita tapi kenapa bisa-bisanya lo khianat? Anjingg."

Ctak

Jaemin menaruh gelasnya dengan kasar. "Gue juga gila, malah jatuh ke pesona cewek lo."

"Lo gak cuma nyakitin Chenle tapi lo nyakitin perasaan gue juga anjing. Dikira gue gak sayang beneran apa sama Winter?!"

Tidak ada respons apa pun.

"Cuma sekarang gue sadar kalo perasaan gue lebih besar buat Chenle. I denial it, and right now I miss him a lot. Gue kangen jahilnya dia. Gue kangen manjanya dia. Gue kangen ngobrol sama dia. Gue kangen tidur sambil dipeluk dia. Tapi apa gue pantes buat Chenle? Gue udah nyakitin dia."

Hening.

"Ngomong kek, Jin! Gue lagi curhat gini seenggaknya lo respons lah."

Jaemin menaruh kepalanya di sandaran sofa. Matanya sudah sayu dan ia tidak kuat lagi untuk minum. Kepalanya sangat pusing.

NZ Story || Jaemle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang