Chapter 31

1.3K 85 3
                                    

Tok tok

"Sayang, sarapannya udah siap, kita makan bareng yuk."

Setelah berulangkali Jaemin pikirkan, akhirnya ia menetap di rumah Chenle. Sayangnya sudah berhari-hari Chenle mendiaminya. Lelaki manis itu tidak banyak mengobrol, bahkan jadi pendiam dan cuek.

"Aku tunggu di meja makan ya," kata Jaemin setelah beberapa menit Chenle tidak juga keluar.

Cklek

Jaemin membalikkan badannya, akhirnya Chenle mau sarapan bersama setelah sekian hari mengurung diri dan makan di kamar.

Niatnya Jaemin ingin menggenggam tangan Chenle, tapi si manis langsung menepis dan berjalan mendahului.

Setelah menghela napas, Jaemin pun mengikuti Chenle. Dilihatnya sang kekasih memakai celana training dan kaos panjang. Kemungkinan Chenle akan hadir latihan hari ini.

Chenle duduk lalu menatap makanan di depannya, belum berniat dicicipi.

"Aku masak gukbap," ujar Jaemin. "Lebih enak dimakan pas masih panas."

Chenle menelan ludahnya, gukbap masakan Jaemin terlihat menggoda. Ia pun mengambil sendok dan mulai menyeruput kuahnya. Makanan berkuah memang wajib dirasakan kuahnya terlebih dulu, menurut Chenle.

Jaemin tersenyum melihat Chenle dengan lahap memakan gukbap buatannya. Ia sangat tau bahwa Chenle senang makan. Jadi ketika melihat kekasihnya makan lahap setelah berhari-hari, membuat perasaannya lega.

"Kamu mau latihan kan hari ini? Anak-anak pada kangen loh."

Fyi, semua member NCT sudah tau tentang kejadian waktu itu. Bahkan manajer dan agensi mereka pun sudah diberitahu. Hal ini agar mereka waspada terhadap Jaehyun. Meskipun si brengsek itu dihiatuskan oleh agensi tanpa pemberitaan yang detailㅡatas permintaan Kun agar Chenle tidak terkena masalah.

"Iya," adalah jawaban Chenle yang Jaemin dengar untuk pertama kalinya.

"Oke!"

•••

"Chenle!"

"Baby!"

"Aegi!"

Begitulah reaksi dreamies melihat Chenle memasuki ruang latihan. Mereka langsung menghampiri Chenle dengan raut senang namun tersirat sedih. Siapa yang tidak sedih mendengar keluarganya dilecehkan oleh orang lain? Sampai-sampai Chenle mengajukan cuti untuk beberapa hari.

Haechan berdiri paling depan di antara yang lain. Lelaki itu sudah merentangkan tangannya untuk memeluk Chenle. Namun ia urungkan karena khawatir Chenle tidak mau disentuh siapa pun. Si manis pun hanya diam dengan raut datar. Membuat atmosfer ruangan menjadi sedikit canggung.

Mark menepuk tangannya sekali, untuk menghilangkan kecanggungan. "Intinya selamat datang, Chenle. Kita latihan 30 menit lagi ya sekalian nunggu pelatih dateng."

Mereka pun bubar dari hadapan Chenle. Sebenarnya banyak yang ingin mereka sampaikan pada lelaki manis itu. Namun mereka lagi-lagi khawatir, takut salah berucap.

Chenle menghela napasnya, ternyata menjadi orang yang pendiam sangat melelahkan bagi pribadi yang terkenal cerewet sepertinya. Berhari-hari ia mengurung diri dan selama itu pula dirinya tidak memiliki semangat. Energinya terkuras hanya karena berdiam diri, tidak seperti saat ia bergaul dengan para member. Meskipun terkenal introvert, tapi Chenle lebih suka bertemu dengan mereka karena sudah seperti keluarga baginya.

Dengan langkah cepat, Chenle menghampiri mereka lalu memeluk Haechan dari belakang. Haechan, hyung tersayangnya di dreamies. Chenle tersenyum di balik punggung Haechan, ia senang karena Haechan berniat memeluknya tadi. Ah, ia rindu Haechan.

NZ Story || Jaemle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang