NZ Story || Jaemle [END]

Chapter 22

Hii! I'm back
Happy reading

•••

Setelah si kecil memasak hot pot dengan resep dari internet, ia memanggil Renjun untuk datang ke dapur. Sejujurnya lelaki itu agak kesal karena Renjun tidak mau bercerita padanya. Tapi ia pun berpikir bahwa memang tidak semua hal bisa diceritakan dengan mudah.

"Wah, hot pot!!"

Chenle terkekeh mendengar perkataan antusias dari abangnya. Padahal sebelumnya ia harus menarik paksa Renjun karena lelaki itu malas beranjak dari kamarnya.

"Aduh."

"Pelan-pelan, ge. Itu masih panas."

"Gomawo, Chenle. Hot pot-nya enak, jadi harus dimakan sebelum mendingin."

"Hahaha, terserah gege aja deh."

Renjun melanjutkan acara makannya, ditemani Chenle yang duduk seraya memakan stroberi. Sepertinya si kecil membeli banyak buah stroberi untuk stok. Terlihat kontras sekali dengan kekasih sang adik yang tidak suka stroberi.

"Tapi, Le."

Jeda Renjun membuat Chenle mendongak. "Kenapa? Hot pot-nya kurang pedes?"

"Kemana Chenle yang dulu?"

Si kecil mengerutkan keningnya, ia tidak merasa ada yang berbeda dari dirinya.

"Dulu kamu gak sering manggil gege deh."

Chenle melanjutkan memakan stroberi, ia lega tidak ada perubahan buruk darinya. Tapi perkataan Renjun ada benarnya. Dulu ia tidak sering memanggil gege/hyung ke para member. Juga ia yang dulu sering mengobrol dengan kosakata lo-gue. Anehnya sekarang ia hanya begitu dengan Jisung saja.

"Semenjak bucin sama Jaemin," imbuh Renjun.

"Hah?"

"Kayak gini biar diperhatiin ayank ya? Hahaha, apalagi kamu udah jarang teriak-teriak."

"Dih apa-apaan sih, ge!" balas Chenle. "Kalo gitu aku balik ke dulu aja lah!"

Renjun tertawa melihat reaksi adiknya yang salah tingkah. Ia akui bahwa sikap Chenle yang sekarang lebih lucu dibandingkan dengan dulu.

"Gege suka sikap kamu yang sekarang, member lain juga pasti seneng. Tetep jadi Chenle yang sekarang ya?" kata Renjun dengan tulus.

Chenle mengangguk gemas. Apa si kecil terlalu banyak mengonsumsi gula hingga tingkahnya manis seperti itu?

•••

"Chenle aegiii!"

Yang dipanggil menoleh dan menemukan Jaemin sedang bersandar di kasur.

"Kenapa, Jaemin?"

Jaemin menepuk sisi kirinya, memberi sinyal agar kekasihnya mendekat dan duduk di sana.

"Aku kangeenn, kamu dari mana aja seharian gak di kamar?" kata Jaemin sambil menyandarkan kepala Chenle di bahunya.

"Ini kenapa kamu jadi manja sih? Dulu perasaan nggak."

Jaemin mendengus kala Chenle lebih menotis tingkah manjanya dibanding pertanyaan yang ia lontarkan.

"Manja sama pacar sendiri gapapa dong?"

"Bucin," katanya tapi tetap menerima afeksi dari Jaemin yang sedang mengusap kepalanya.

"Aku habis dari supermarket, beli es krim sama stok makanan lain. Terus tau gak, aku ketemu Hyunjin di sana."