Chapter 3

2.6K 166 9
                                    

Malam semakin larut, Chenle sudah berbaring di kasur dengan Jaemin yang merebahkan diri di sampingnya. Keduanya sepakat menonton film sebelum tidur. Film yang mereka pilih adalah action karena sama-sama menyukai genre itu.

Seakan tidak ada kejadian sebelumnya, Chenle seperti biasa memainkan otot Jaemin. Otot lelaki itu sudah menjadi candu baginya. Sesekali ia akan merayapkan tangannya ke otot dada yang lebih tua. Sungguh, ia sangat mengagumi otot milik Jaemin.

"Ini kalo lo punya otot kayaknya bakal lo mainin sendiri ya?" tanya Jaemin.

"Iya juga ya, bisa jadi. Tapi gue lebih suka megang yang punya orang."

"Jail," gumam Jaemin. Ia seraya mengatur detak jantungnya yang tiba-tiba berdegup kencang. Padahal dulu ia biasa saja dengan perlakuan Chenle. Kenapa sekarang di dekat Chenle membuat jantungnya bekerja lebih keras?

Batin Jaemin ; Gak mungkin gue suka cowok. Tenang, Jaem, ini cuma sesaat aja karena ada kejadian sebelumnya.

Tangan Chenle tidak lagi bergerak kala lelaki itu jatuh tidur. Jaemin segera mematikan TV lalu menyusul Chenle ke alam mimpi.

•••

"Udah baikan nih?"

Kedatangan Jaemin dan Chenle ke ruang latihan NCT membuat atensi dreamies teralihkan. Apalagi pertanyaan yang Renjun lontarkan membuat seluruh member NCT menoleh. Iya, NCT OT23 sedang berada di ruangan yang sama.

"Ada huru-hara apa nih?" tanya Yangyang setelah menghampiri Renjun dan dreamies lainnya.

"Gak ada apa-apa, Yang," jawab Chenle yang memang tidak ingin membesar-besarkan masalah kemarin.

Saat melihat NCT 127 yang sedang berlatih, Chenle menghampiri Jeno dan Kun. Dari kejauhan ia seperti melihat obrolan yang seru dari keduanya.

"Kun ge!"

Sapaan Chenle membuat atensi Kun mengarah padanya, ia memeluk adik kesayangannya itu. Kun merasa sudah lama tidak bertemu dengan sang adik.

"Uuugh gemes, kamu sehat kan?" tanya Kun seraya merapikan anak rambut Chenle yang berantakan.

Chenle mengangguk dengan semangat, "Sehat bangett! Aku kangen Kun ge huhu. Nanti lunch bareng yaa?"

"Ayo."

Jeno terkekeh melihat interaksi Chenle dan Kun, ia ikut gemas kalau Chenle bermanja-manja pada abang kesayangannya itu.

"Udah baikan sama Jaemin?" tanya Jeno memastikan hubungan antara kedua orang itu tidak renggang.

"Udah, hyung," jawab Chenle. "Gue juga gapapa, kemarin lagi sama-sama capek aja jadi kesannya marahan."

Jeno tersenyum lalu mengelus rambut Chenle dengan bangga. Jangan lupakan kalau Chenle juga termasuk adik kesayangan Jeno.

"Emang kemarin ada apa, Jen?" tanya Kun penasaran.

"Biasa lah, hyung, Chenle ngerangkul Jaemin terus gak sengaja dia dorong Chenle sampe jatoh," jawabnya dengan pelan agar tidak ada yang mendengar. Lagipula masalahnya pun sudah diselesaikan oleh mereka berdua.

Kun terkejut lalu mengecek keadaan Chenle. "Tapi kamu gapapa?"

"Gapapa, ge, liat aku bisa lompat-lompat nih," balasnya seraya melompat di hadapan Kun.

Jeno tertawa, ada-ada saja kelakuan bocah itu. Ia menarik tangan Chenle lalu berkata, "Gue juga punya otot, Le, gak usah ke Jaemin mulu makanya."

Chenle merangkul lengan Jeno karena sang empu sudah mengizinkan. Ia memutar kepala yang lebih tua untuk menghadap ke tengah ruangan. "Tuh pacar lo, hyung, apa gak bakal ngambek kalo gue pegang-pegang pacarnya?"

NZ Story || Jaemle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang