Chapter 8

2K 144 5
                                    

"Salah sendiri, Le, malah nanyain Winter ke Jaemin!"

"Bego banget!"

"Sakit hati kan lo?!"

"Chenle! Ngapain lo ngomong sendiri?"

Chenle mengangkat kepalanya, kakinya terus melangkah hingga tidak sadar sudah di tengah lapangan tempat para member bermain. Beruntung ia tidak terkena lemparan bola.

Merasa tidak mendapat jawaban, Haechan kembali bertanya, "Jaemin mana?"

"Di kamar, hyung," jawab Chenle sekenanya. Ia memutar badannya dan duduk di pinggir lapangan. Kehadirannya tadi membuat permainan bola kaki terhenti.

"Main gak? Gantian sama gue," kata Renjun yang sejujurnya ia tidak begitu mahir di permainan itu.

"Nggak deh, gue mau liatin aja."

"Beneran?" tanya Haechan yang langsung diangguki dengan mantap.

"Ya udah, bentar lagi juga beres, abis gitu kita main yang lain."

Chenle duduk sembari menggoyangkan kakinya ke depan dan ke belakang. Sambil melihat para member bermain, ia teringat dengan kejadian sebelum memasak tadi.

•••

"Chenle, ada telfon nih."

Yang dipanggil segera meraih ponselnya dari tangan Jeno. Keduanya masih mengobrol di ruang tengah sambil bersantai.

Saat akan diterima, panggilannya langsung terputus.

Satu yang Jeno tahu, papa Chenle yang menelfon.

"Bentar, hyung," kata Chenle sembari meninggalkan ruang tengah. Ia beranjak ke kamar dan tidak sengaja mendengar obrolan Jaemin dengan Winter.

Dua kata dari Jaemin yang membuat Chenle mematung : Love you.

Miris sekali kau, Chenle.

Setelahnya Chenle pergi ke dapur. Ia menghubungi papanya kembali.

"Halo, Pa, ada apa?"

"..."

"Mama kolaps lagi?!"

"..."

"Pa, bukannya gak mau, Chenle gak bisa terbang hari ini."

"..."

"Lagi liburan sama NCT Dream."

"..."

"Iya, Pa, Chenle usahain besok atau lusa berangkat."

Tut tut

Chenle menghela napasnya dengan kasar. Ia sudah jengah dengan sifat sang papa yang cukup bossy. Ya, ia juga ingin pulang dan menjenguk mamahnya. Tapi.. ia rasa sang mama pun tidak ingin ia datang ke sana. Ada satu konflik yang belum terselesaikan di antara mereka.

•••

"Chenle!"

"Hah?!"

Jisung menepuk bahu Chenle sambil mengajaknya masuk ke vila. "Ngelamunin apa?"

"Nggak apa-apa," katanya.

"Ck.. lo tuh bisa cerita apa aja sama gue, Cil. Jangan sembunyi-sembunyi mulu!"

Chenle mendengar nada kesal di balik perkataan Jisung. Tapi memang benar, Jisung adalah teman terdekatnya karena sedari dulu mereka sudah dipertemukan. Cuma agaknya ia pun malu untuk bercerita banyak pada Jisung.

NZ Story || Jaemle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang