Chapter 18

1.9K 134 25
                                    

Cw // kiss
•••

"Aegi?"

Chenle menoleh ketika mendengar suara Jaemin yang memanggilnya dari belakang.

"Wae?" tanya Chenle lalu kembali fokus dengan ponselnya.

Jaemin menyadari kalau yang lebih muda sedang badmood dan sedih. Kemudian ia duduk di sebelah Chenle seraya merebut ponsel milik si kecil.

Lelaki itu tidak marah. Ia hanya memasang senyumnya yang terkesan dipaksa.

"Kamu jangan lagi ya baca hate comment. Nggak semua komentar perlu dibaca, aegi."

Jaemin menarik Chenle ke dalam pelukannya. Salah satu hal yang Jaemin benci adalah ketika Chenle sering membaca komentar dari NCTZen termasuk ujaran kebencian dari haters.

Chenle ini memang senang berinteraksi dengan para penggemar dengan cara membaca komentar mereka.

Sambil mengusap kepala Chenle, Jaemin berujar dengan tenang. "Nggak ada orang yang hidupnya dicintai sama semua orang. Aku, kamu, dan member lain pasti ada aja yang gak suka. But it's okay, kita cuma perlu peduli sama apa yang ada di dalam pengaruh kita.

Hate comment? Itu gak ada di lingkaran pengaruh kita. Makanya kita gak bisa minta mereka semua ngasih feedback positif. Kita cuma perlu tau kalo gak semua komentar harus kita baca dan tanggapi.

I love you the way you are, Chenle. Mungkin kamu gak sempurna di mata orang lain. Tapi kamu adalah sosok yang bisa menyempurnakan aku. I'll make you the happiest person being with me."

Chenle mendongak dengan matanya yang telah berair. Kalau di hadapan fans dan kamera, pasti Chenle akan bilang kalau ia mengantuk. Tapi berhubung di depannya adalah Jaemin, orang yang dicintainya, Chenle akan berterus terang dengan perasaan dan suasana hatinya.

Cup

Cup

"Kasian matanya sembab," kata Jaemin setelah dirinya mengecup kedua mata Chenle.

Si kecil memasang senyuman manisnya. "I love you too, Jaemin."

"Apa?"

"I love you too."

Jaemin terkekeh lalu ia menyandarkan tubuh Chenle ke sofa. Akhirnya si kecil membalas pernyataan cintanya setelah sekian lama ia berusaha. Jaemin sebenarnya sudah tahu kalau perasaan Chenle masih untuknya. Tapi ia menunggu dan tidak mau memaksa sampai Chenle mengungkapkannya sendiri.

Perlahan Jaemin mendekatkan wajahnya pada Chenle. Bibirnya mengecup lama hidung bangir si kecil. Hidung yang berubah merah karena tangisan tadi.

Setelahnya Jaemin mendekatkan bibirnya menuju bibir tebal milik Chenle. Hingga menyisakan jarak sekitar 5 cm, Jaemin berucap, "Jadi sekarang kita pacaran?"

Chenle terdiam, ia masih menikmati jantungnya yang terus berdegup kencang. Jujur ini yang pertama kalinya bagi Chenle jatuh cinta pada seseorang. Terlebih lagi sekarang sang empu sudah membalas perasaannya. Ini sangat amat tidak baik untuk jantungnya.

Napas hangat Jaemin terus berhembus di wajah Chenle. Yang lebih tua masih menunggu jawaban si kecil. Jawaban yang akan menentukan kegiatan mereka selanjutnya.

"I think we are."

Jaemin tersenyum dan berteriak dengan girang di benaknya. Satu langkah kecil darinya membuat bibir keduanya bersatu. Ia mengecup bibir Chenle berulang kali diselingi dengan senyuman manis dan ungkapan kasih sayang.

NZ Story || Jaemle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang