Chapter 13

36 20 3
                                    

Manusia misterius bertopeng hitam menyerang Anya dengan cepat, namun Anya mengandalkan keahlian bela dirinya untuk mengatasi serangan tersebut. Dengan tangkas, Anya berhasil menangkap erat kedua tangan orang tersebut dari belakang, mengamankan situasi.

Tiba-tiba, seorang tidak dikenal memukul kepala gadis itu dari belakang, sehingga membuatnya terjatuh dan si misterius itu berhasil lolos dari pandangannya. "Sial," gerutunya sambil merasakan sakit di kepala.

"Aduh... Kepala gue..." lirih Anya memegang atas kepalanya, sembari berdiri kembali.

Dia duduk di kursi meja makan, memandangi area sekitar. "Orang tadi siapa sih...?" gumamku yang masih memegang kepala.

"Huh, gue harus cek dulu, takutnya ada yang hilang." Aku menghela napas kecil sembari melangkah mengelilingi rumah dengan menatap secara detail setiap sudut.

Tetiba dimana pandanganku tertuju pada satu arah, seperti ada yang janggal dengan boneka di ruang tamu. "Perasaan... Gue ga punya boneka ini." Dengan hati-hati, aku menginspeksi boneka tersebut.

Benar, terdapat kamera pengintai terselip di dalam mata boneka. "Kamera?" bingungku sambil mengerutkan kening. Tanpa berpikir panjang, aku langsung membantingkan kamera tersebut ke lantai sehingga rusak.

"Gue harus lebih waspada. Orang itu pasti taruh kamera ga cuma satu doang di sini." Dengan otaknya yang jenius dan cepat tangkap jika masalah seperti ini, ia segera mencari kamera-kamera lain yang mungkin disembunyikan di tempat lain.

Anya menemukan 3 kamera pengintai dari tempat yang berbeda-beda. Kedua kamera sudah dihancurkan oleh Anya, tinggal satu kamera yang belum dia banting.

"Bye, kamera. Eits salah, bye fans!" ucapan salam perpisahannya sebelum menginjak kamera itu dengan sangat keras.

Setelah memastikan semua aman, Anya kembali ke dalam kamar setelah mengunci pintu dan jendela rumahnya.

"Kira-kira apa tujuan orang itu masang kamera di rumah gue? Apa ada orang lain yang curiga? Atau jangan-jangan.. ada yang naksir sama gue, terus... Hadeh ngawur," gumam Anya memandangi langit-langit kamar dalam kegalauan, berbicara pada dirinya sendiri dengan nada bercanda.

*Terlalu narsis ya bund 🥲👌🏻

****************

Identitas Tersembunyi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang