Saat Samuel sedang mencari udara segar di malam hari, dia tak sengaja melihat Luna sedang berdiri di dekat jembatan, melihat sungai yang indah di malam hari dengan pandangan yang kosong. Sungai itu dipeluk oleh kegelapan malam, namun cahaya bulan yang lembut memancar di permukaan airnya, menciptakan kilauan yang menakjubkan.
"Wah... nggak waras tuh bocah," gumam Samuel sambil berlari ke arah Luna. "Woi!"
Dia menolehkan pandangannya ke arah lelaki bertubuh tinggi itu. "Kenapa kamu ada di sini?" tanyanya dengan raut wajah seperti tidak mempunyai semangat hidup.
Samuel menggelengkan kepalanya dengan heran. "Seharusnya gua yang nanya, lo ngapain berdiri di sini? Kayak mau bunuh diri aja. Hampa banget ya hidup lo," sahut Samuel dengan melipat kedua tangannya.
Luna langsung memalingkan matanya lalu pergi begitu saja dari hadapan Samuel, tanpa meresponnya. "Dih? Menjengkelkan."
Saat Luna ingin menyebrang menuju arah rumah, tiba-tiba ada mobil melaju dengan kecepatan full mengarah ke arah Luna.
Lampu mobil yang sangat terang menyinari wajahnya. Mata Luna membulat terkejut.
*Brak...
Suara benturan keras menggema di udara saat mobil menabrak Luna. Tubuhnya terlempar di udara sebelum jatuh dengan keras ke aspal. Tetapi, seperti ada yang janggal... ntahlah.
Samuel melihat Luna ditabrak lari oleh mobil tersebut, ia sontak dengan panik menghampiri Luna yang tergeletak di aspal.
"Luna?! Lun? Sadar Lun." Orang-orang di sekitar sana terkejut dan segera berhamburan mengerumuni Luna, bahkan ada yang merekam kondisinya lebih dulu dari pada mengutamakan pertolongan.
Dalam waktu yang tepat, Papa Luna melihat kecelakaan tersebut dari dalam mobil, ia langsung berlari mendekati anaknya, Raut wajahnya sangat terkejut dan panik.
"Luna? Tenang ya, Papa ada di sini, kita bakal pulang," kata Papanya memeluk Luna.
Samuel menyela Om Andi, Papa Luna. "Maaf Om, sebaiknya sekarang kita bawa dulu Luna ke rumah sakit. Kalo dibiarin aja, nanti kondisinya makin parah."
Papanya mengelak, dia tetap kekeh ingin Luna dirawat di rumah mereka. "Ini anak saya. Saya tau apa yang terbaik untuknya. Dia punya trauma di rumah sakit, dari pada semakin memburuk, lebih baik dia dirawat di rumah dengan bantuan medis. Kamu bisa bantu saya membawa Luna?" balas Om Andi dengan suara tegas.
Meskipun Samuel tidak begitu dekat dengan Luna, ia masih mempunyai rasa empati, apa lagi melihat kondisi Luna yang sedang sekarat, namun dia juga menghormati keputusan Om Andi. Dia mengangguk dan bersedia membantu membawa Luna pulang.
Setelah sampai di rumah, Papanya membawa Luna masuk ke dalam rumah terlebih dahulu, ia bergerak cepat membawa gadis itu, sehingga tak mempedulikan orang lain lagi.
Di luar, Mama tirinya berterima kasih dengan hangat kepada Samuel yang telah membawa Luna ke sini. "Terima kasih, nak. Sebaiknya sekarang kamu pulang," pinta Mama tiri Luna.
Setelah Samuel pergi meninggalkan rumah tersebut, Mamanya kembali masuk dan akan mengunci pintu rumah. Tetapi, seorang gadis menghalangi pinggir pintu dengan tangannya sebelum ditutup.
"Tunggu, Tan! Jangan ditutup dulu," kata Anya sembari memegang pinggiran pintu.
"Mau apa lagi kamu kesini?" tanya Mama tirinya dengan judes.
Anya menatap mata Tante Nita dan berkata, "Aku liat berita di sosmed kalau Luna kecelakaan, apa itu benar? Kalo iya, boleh aku jenguk Luna?"
"Luna harus istirahat sekarang, dia nggak bisa diganggu, pulang selagi saya masih bersikap baik ke kamu," ketus Mamanya sambil menarik pintu dengan keras sehingga tertutup.
"Dih? Sialan lu."
Anya memutuskan untuk tidak memaksakan diri dan menghormati keputusan mereka, meskipun dia sangat emosi. Dia berharap yang terbaik bagi Luna dan berjanji untuk tetap mendukung secara diam-diam.
Sesampai di rumah Anya, banyak hal yang muncul di benaknya.
"Gue harus cari tau siapa orang yang sudah nabrak Luna. Hidupnya nggak bakal tenang selagi berurusan dengan gue," ujarnya dengan tatapan tajam yang sedang berdiri di depan jendela kamar dengan pandangan yang terfokus ke arah langit malam yang indah. Cahaya remang-remang memancar dari lampu jalan yang jauh, menyoroti keindahan langit yang gelap.
****************
Jangan lupa vote, komen n follow sebelum lanjut ke bab berikutnya.
--- 🦢🤍 ---
KAMU SEDANG MEMBACA
Identitas Tersembunyi
Mystery / ThrillerAnya & Luna adalah anak kembar yang non-identik dengan kepribadian yang bertolak belakang. Ketika Luna menjadi korban bullying dan tabrak lari, Anya memutuskan untuk mencari tahu siapa pelakunya. *** Anya terpaksa mengorbankan waktu untuk hobinya, b...