Chapter 17

35 6 0
                                    

Suara nyaring seorang perempuan memecah kesunyian. "Anyaa!" Jeritan Mika dan teman-temannya membuat Anya tersentak, jantungnya berdebar. Matanya membulat, terkejut oleh kehadiran mereka yang tiba-tiba di tengah heningnya suasana mereka.

Dengan langkah cepat, gadis-gadis itu menghampiri Anya, Nata, dan Leo. Nabila mengukir senyum lembut. "Kita udah nyari kalian dari tadi lho," ucapnya dengan suara penuh kelegaan.

Anya tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan kegugupannya. "Mereka tadi denger nggak ya?" gumamnya dalam hati. Kekhawatiran itu tampak jelas di matanya yang sedikit berkilat.

Di sudut terpencil sekolah, jauh dari keramaian dan hiruk pikuk siswa lain, Kiera bertanya dengan nada curiga, "Kalian ngapain di sini?"

Anya, Nata, dan Leo saling bertukar pandang, otak mereka berpacu mencari kebohongan yang masuk akal. Mereka harus meyakinkan Kiera, Mika, Salwa, dan Nabila, tanpa membocorkan rahasia mereka.

"Oh ini, kita lagi..." Anya berhenti sejenak,  mengaruk kepalanya yang tak gatal. "Ngobrol biasa aja, setelah lama nggak jumpa," lanjutnya dengan senyum yang dibuat-buat.

Keheningan singkat menyelimuti mereka sebelum Nata menyahut dengan tawa yang terdengar dipaksakan. "Haha iya, bener banget!" Upaya menutupi ketegangan itu tampak jelas dari tawanya yang dipaksa.

Kiera mengerutkan kening, merasakan kejanggalan dalam tawa mereka. Mika menyadari suasana canggung itu. Dengan senyum ceria, ia mengeluarkan ponselnya. "Halo guys, tebak vlog kita hari ini apa? Yups, salah!  Ayo, kita mukbang dulu di kantin, sama teman-teman baru!" Ia memperkenalkan Anya, Nata, dan Leo. Semua tersenyum hangat saat masuk ke dalam vlog Mika.

Mereka semua berjalan menuju kantin, gelak tawa memenuhi udara di sekitar mereka. Suasana ceria dan riang menyelimuti langkah kaki mereka yang bersemangat. Anya merasa lega; percakapannya dengan Natalie dan Leo tadi tidak terdengar oleh Kiera dan yang lainnya.

Begitu tiba di kantin, semua langsung sibuk memesan makanan dan minuman. Bau makanan yang harum membuat perut Anya berkeroncongan, tapi pikirannya masih tertuju pada misi yang belum selesai.

Nata berbisik pelan kepada Anya yang berdiri di sampingnya, menyikut lengannya dengan lembut. "Nya, lo udah ketemu informasi atau bukti semacamnya?" tanyanya, suaranya hampir tertutup oleh suara ribut kantin.

"Sejauh ini belum ada yang benar-bener valid," jawab Anya, suaranya hampir tak terdengar, diiringi gelengan kepala yang pelan.

Melihat Anya tampak putus asa, Natalie mencoba memberikan solusi. "Base sekolah udah lo cek?"

Anya terdiam sejenak, dan tersadar untuk mencari tahu akun base sekolah. "Ah iya, gue belum kepikiran sampe situ. Tapi masalahnya, yang gue denger sih... ig base sekolah ini bersifat private, apalagi untuk siswa baru kaya kita... Bakal lebih sulit buat akses," bisiknya dengan hati-hati pada Natalie.

Ia melanjutkan, "Jadi, kalo ada siswa lama yang ketahuan kasih tau akun base sekolah begitu aja ke siswa baru, katanya orang itu bakal diblacklist dari followers IG base."

"Segitunya banget ya? Emangnya ada apa sih di sana? Kenapa lo nggak langsung tanya aja diem-diem ke mereka? Mereka baik tuh, keliatannya," ujar Nata mengarahkan bola matanya ke arah Kiera dan yang lain.

Anya menghela napas panjang, kekecewaan terlihat jelas di wajahnya. "Ya... lo mikir aja, mereka pasti nyuruh gue buat cari sendiri, berasa nyusun puzzle. Resiko orang baru," bisiknya.

Natalie memutar bola matanya, "Aelah, semakin disembunyiin gini, semakin tinggi nih penasaran gue," gerutunya, sambil mengepalkan tangan.

Leo, yang sedari tadi menyimak, tiba-tiba menjulurkan ponsel, layarnya menampilkan akun base sekolah; Anya dan Natalie sontak saling pandang, terkejut. "Yang ini?" tanya Leo sambil menatap layar ponselnya.

"Wow... amazing! Kok lo bisa langsung tahu sih?"

****************

Identitas Tersembunyi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang