Suasana rumah sakit nampak ramai dengan berbagai kesibukan masing-masing. Banyak orang berlalu lalang sepanjang koridor terutama pada ahli medis yang sedang menjalankan tugasnya.
Seorang dokter bedah jantung baru saja keluar dari ruangannya setelah menyelesaikan operasi, dia tidak sendirian melainkan dengan beberapa perawat lain. Sepanjang koridor mereka juga membicarakan hasil operasi pasien yang dinyatakan berhasil tersebut.
"Aku akan kirimkan hasil laporan secepatnya, untuk saat ini biarkan pasien beristirahat terlebih dahulu. Terimakasih atas bantuannya. Kalian cukup hebat dalam menjalani operasi tadi, jangan lupa beristirahat setelahnya" ucap sang dokter dengan sedikit senyuman tipis.
"Ah justru seharusnya kami yang berterimakasih pada Dr. Zayne atas kerja kerasnya. Dokter juga harap langsung istirahat ya"Zayne selaku dokter mengangguk singkat, lalu mereka pun berpisah di koridor. Zayne pergi menuju ke ruangannya terlebih dahulu untuk membereskan barang-barang nya. Dia juga lembur malam ini karena harus menyelesaikan laporan terlebih dahulu.
Pintu ruangan terbuka, di dalamnya terdapat sesosok gadis yang tengah tertidur pulas di sofa. Bibir Zayne menarik senyuman kecil, istrinya itu terlihat cantik ketika tertidur, namun bisa dipastikan ketika sang istri terbangun dia lebih gampang emosi.
Iya benar. Istrinya itu sering tantrum kalau berada di dekatnya, padahal Zayne tidak berniat untuk bertengkar sedikitpun. Kadang Zayne heran sendiri, untuk apa lamarannya di terima oleh (Name) padahal istrinya sendiri jelas-jelas menolak kehadirannya.
Sesudah menikah pun mereka tidak tidur satu kamar. Kalau dari luar, mereka nampak seperti pasangan baru yang harmonis namun kenyataan justru sebaliknya. Walaupun begitu, Zayne tetap tulus mencintai istrinya sampai kapan pun.
Zayne sengaja tidak membangunkan (Name) yang tertidur. Ia memilih menunggu (Name) terbangun sembari mengerjakan laporan di kursi kerja nya.
Cukup lama Zayne menunggu, akhirnya (Name) terbangun juga. Selagi (Name) mengumpulkan nyawanya, pria itu hanya bisa menatap sang istri dari kursinya.
"Gawat aku ketiduran!" ucap (Name) kaget sendiri.
"Kamu sudah bangun?" tanya Zayne lembut.
Tidak ada jawaban dari (Name), gadis cantik itu memilih bangkit dari sofa untuk mendekati Zayne. Sebenarnya ada satu kepentingan yang membuat (Name) datang kesini.
Nenek nya baru saja masuk ke rumah sakit tempat Zayne bekerja, dan kebetulan dokter yang menangani neneknya adalah Zayne sendiri, makanya (Name) ingin mengetahui kabar lebih lanjut tentang kesehatan sang nenek.
"Dokter, bagaimana keadaan nenek ku?" tanya (Name) balik. Dia sama sekali tidak memperdulikan pertanyaan Zayne barusan.
Zayne menghela nafas berat, dia benar-benar dianggap sebatas dokter yang merawat neneknya saja di mata (Name). Memang sih yang (Name) ingat, awal perkenalan mereka karena Zayne yang sering ke rumah nenek (Name) untuk memeriksa kesehatannya.
"Nenek hanya kelelahan, aku sudah menyarankan untuk mengurangi pekerjaannya akhir-akhir ini, tapi sepertinya beliau tidak mendengarkan. Jadi, kamu bisa menasihatinya juga lain kali sebelum penyakitnya semakin memburuk" jelas Zayne apa adanya.
(Name) akhirnya bisa sedikit bernafas lega setelah mendengar penuturan Zayne. Kemudian Zayne memberikan hasil laporan pemeriksaan kesehatan nenek (Name) pada nya. Setelah dibaca dan merasa tidak ada masalah lagi, (Name) hendak keluar dari ruangan namun suara Zayne segera menahannya.
"Kamu mau kemana?"
(Name) menoleh secara malas, dia tidak ingin terlibat banyak percakapan dengan Zayne di luar kesehatan sang nenek. Sebenarnya bukan karena (Name) benci, melainkan ia benar-benar asing dengan pria satu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [Zayne X Reader]
Fiksi PenggemarMencari tahu tentangmu adalah sebuah keharusan, tapi mencintaimu? Tidak ada hal yang tidak mungkin dari pria misterius yang menjelma menjadi suami mu. ⚠️WARNING⚠️ Cerita ini mengandung unsur toxic, bahasa yang tidak baku, smooth lemontea, pembaca ya...