Setelah semua temannya pulang, (Name) dan juga Zayne masuk ke dalam rumah. Disana Zayne membawa banyak hadiah satu persatu yang diberikan oleh semua temannya termasuk teman (Name) juga.
Sebenarnya Zayne penasaran ingin bertanya, apa hadiah yang dipersiapkan (Name) untuknya, tapi sampai sekarang (Name) tidak menyinggung apapun tentang hadiah untuknya.
Bagaimanapun Zayne tidak mau memaksa (Name) untuk memberikan hadiah. Toh, (Name) sudah effort untuk membuatkan pesta kecil dirumahnya.
"Zayne, untuk kandang kucing nya aku letakkan di samping kamar kosong sementara ya?" ucap (Name) seraya membawa kandang kucing beserta isinya ke dekat kamar kosong.
"Baiklah, tolong ya" kata Zayne yang masih membawa sisa-sisa kado ke dalam rumahnya.
(Name) yang baru selesai meletakkan kandang kucing pun kembali menghampiri Zayne. Disana cukup banyak hadiah yang terkumpul dari pesta ulang tahun Zayne. (Name) sebenarnya punya kado tersendiri untuk Zayne, tapi sekarang dia belum ingin memberitahu suaminya.
"Jadi, apa sekarang kita begadang untuk membuka setiap kado?" tawar (Name) sembari mengambil salah satu kado secara acak.
Zayne menghela nafas, ia memilih duduk di sofa lalu menepuk-nepuk pahanya, menyuruh (Name) untuk duduk diatasnya. Wanita itu menuruti ucapannya, dimana (Name) duduk diatas paha Zayne sembari memegang sebuah kado.
"Apa kamu tertarik untuk membuka kadonya?" bukannya mengiyakan Zayne justru melemparkan pertanyaan lain.
"Tentu, daritadi aku penasaran. Kira-kira hadiah apa yang diberikan orang-orang untuk Dokter Zayne kebanggaan mereka" jelas (Name).
"Kalau begitu buka lah"
(Name) mengangguk, tangannya mulai merobek bungkusan kado disaksikan langsung oleh Zayne. Kedua lengan Zayne melingkar di pinggang (Name), memeluk tubuh istrinya dengan erat lalu dagu nya ia letakkan di bahu (Name).
Hadiah pertama Zayne adalah jam tangan, (Name) cukup terpukau dengan desain jam tersebut yang didominasi warna hitam. Walau melihat sekilas saja, (Name) tahu bahwa jam tangan itu mahal harganya.
"Wah.. orang-orang kenapa keren semua ya ketika memberi hadiah ulang tahun" komentar (Name) kagum. Zayne tertawa pelan mendengarnya.
"Kenapa? Memangnya kamu juga tidak begitu?" tanya Zayne heran.
(Name) menggeleng jujur. Ia ingat terakhir kali merayakan ulang tahun semasa SMA, setelahnya (Name) tidak lagi merayakannya. Semasa ia berpacaran dengan Caleb pun, dia hanya memberikan hadiah saja pada (Name) dikarenakan Caleb yang sibuk bekerja kala itu.
"Seingatku terakhir kali aku merayakannya ketika menjelang kelulusan SMA. Itu pun rasa nya hambar jadi aku tidak pernah tertarik untuk merayakannya kembali" jelas (Name) jujur.
Zayne termenung beberapa detik, ia juga jadi teringat masa-masa dimana pernikahan mereka berdua yang belum genap setahun. Pada saat itu Zayne hendak merayakan hari ulang tahun istrinya, tapi sayangnya (Name) seakan pura-pura lupa kalau ia sedang berulang tahun.
Zayne sempat menyinggung hari ulang tahun (Name), namun (Name) dengan keras membantah jika ia tidak mau dirayakan sama sekali, alhasil Zayne terpaksa mengurung niatnya untuk mengajak (Name) keluar kala itu.
.
"Bukankah hari ini hari ulang tahunmu?" tanya Zayne.
Zayne menuruni anak tangga satu persatu. Ia berniat untuk mengajak (Name) keluar entah itu sekedar makan atau membeli kue ulang tahun. Ia bahkan sudah bersiap mengajak istrinya pergi berharap hubungan mereka perlahan membaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [Zayne X Reader]
FanfictionMencari tahu tentangmu adalah sebuah keharusan, tapi mencintaimu? Tidak ada hal yang tidak mungkin dari pria misterius yang menjelma menjadi suami mu. ⚠️WARNING⚠️ Cerita ini mengandung unsur toxic, bahasa yang tidak baku, smooth lemontea, pembaca ya...