Zayne pulang ke rumah saat hari menjelang malam. Ia juga sudah memutuskan untuk menemani istrinya seharian besok, lagipula Zayne juga sekaligus berencana mengurus penutupan restoran atas nama istrinya secara permanen.
Sesampainya di depan rumah, ia sempat heran lantaran lampu rumah yang mati, padahal jelas-jelas hari sudah gelap, Zayne pikir istrinya sedang membuat kejutan untuknya.
"(Name)?" panggilnya namun tak kunjung mendapatkan jawaban.
Zayne berjalan memasuki kamarnya, ia membuka pintu dan melihat istrinya sedang duduk di sofa sembari membelakanginya. Pria itu tersenyum, ia mulai mendekati (Name) yang sepertinya tidak menyadari kehadirannya.
Kedua lengan Zayne melingkar di bahu sang istri, ia mengecup pelan kening (Name), masih dengan senyuman sebelum ia menyadari sesuatu.
"Aku pulang" bisik Zayne lembut.
Merasa ada yang menyentuh tubuhnya, (Name) menengadahkan kepalanya ke atas melihat wajah suaminya. Ia tersenyum, seluruh wajah (Name) memerah, kepalanya terasa berat tapi ia tetap berusaha terjaga untuk menyambut kepulangan suaminya.
"Selamat datang Zayne" balas (Name) pelan.
Zayne mematung seketika, ia melihat kearah meja dihadapan (Name) yang berisi 5 kaleng minuman beralkohol. Sekarang ini istrinya sudah berada dalam pengaruh alkohol, yang mana Zayne tidak pernah melihat (Name) mengonsumsi alkohol sama sekali.
"Kenapa kamu minum?" tanya Zayne, lebih tepatnya ia menginterogasi kelakuan istrinya.
"Maaf, tapi aku ingin menghabiskan malam yang indah bersamamu" jawab (Name) masih dengan senyumannya.
Wanita itu bangkit dari sofa, ia berjalan sempoyongan ke arah suaminya. Zayne dengan sigap menangkap tubuh (Name) yang nyaris terjatuh. Ia masih tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan istrinya sekarang.
"Ayo Zayne, tunggu apa lagi? Bukankah kita sudah lama tidak melakukannya?" ajak (Name) sembari memeluk suaminya erat.
"Aku menolak. Kamu mabuk" balas Zayne cepat.
(Name) merengut, ia melepaskan pelukannya untuk menatap kearah wajah Zayne. Merasa dirinya diabaikan begitu saja, (Name) mendorong tubuh Zayne hingga pria itu terduduk diatas ranjang.
Disana (Name) langsung naik ke paha suaminya. Walau kepalanya terasa berat serta kesadarannya mulai menurun, (Name) masih tetap memaksa Zayne untuk menyentuhnya.
(Name) meraih satu tangan Zayne dan meletakkannya tepat di bagian dadanya. Malam ini (Name) sudah mengenakan lingerie yang hampir mengekspos seluruh tubuhnya.
"Tubuhmu sepertinya tidak menolakku" goda (Name) lagi.
Terus menerus dipancing oleh istrinya, bohong kalau Zayne masih bisa menahan diri lebih lama. Ia juga tergoda setelah melihat lekuk tubuh istrinya yang dengan sengaja memamerkannya.
(Name) perlahan mulai menurunkan tangan Zayne kali ini ke bagian bawahnya. Menyadari istrinya sudah basah, Zayne semakin tidak bisa berpikir jernih lagi.
Tanpa bicara lagi, Zayne segera membungkam bibir (Name) dengan bibirnya. (Name) membalasnya dengan rakus, dimana seluruh ruangan seketika menjadi panas.
Setelah puas berciuman bibir, ciuman Zayne perlahan mulai turun ke area leher istrinya. Ia meninggalkan sejumlah kissmark di leher (Name) sedangkan (Name) sendiri hanya bisa mendesah.
Tangan tidak mau tinggal diam, ia menurunkan resleting celana Zayne dan mengeluarkan sebuah benda yang sudah mengeras. Ia mengurutnya secara cepat yang mana Zayne jadi ikut mengerang pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [Zayne X Reader]
FanfictionMencari tahu tentangmu adalah sebuah keharusan, tapi mencintaimu? Tidak ada hal yang tidak mungkin dari pria misterius yang menjelma menjadi suami mu. ⚠️WARNING⚠️ Cerita ini mengandung unsur toxic, bahasa yang tidak baku, smooth lemontea, pembaca ya...
![Enigma [Zayne X Reader]](https://img.wattpad.com/cover/366174670-64-k433510.jpg)