Hari ini (Name) bekerja ditemani Tara, setelah Tara dihubungi oleh Zayne untuk bergabung menjadi asisten pribadi (Name) di restoran, gadis itu menyetujuinya.
(Name) cukup senang karena ia punya teman untuk mengobrol, biasanya selama jam kerja tidak ada yang menemaninya lantaran karyawan lain sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
"Loh? Jadi kau hamil ya?" kata Tara dengan wajah terkejut. (Name) menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Iya begitulah.. Saran mu cukup manjur juga, terima kasih banyak ketua" ujar (Name) diakhiri cengiran lebar.
Tara mengetuk dagunya, ia kembali mengingat ucapan apa yang pernah ia sampaikan pada (Name). Ia bahkan sudah lupa kapan terakhir kali ia mendengarkan curhat (Name).
"Tunggu, memangnya aku pernah memberikan saran apa?" tanya Tara setelah ia menyerah untuk memikirkannya.
"Soal ketakutan ku hehe..."
Mendengar itu Tara seketika berkacak pinggang, pantas saja sebelum berangkat kerja tadi Zayne sempat berpesan pada dirinya untuk memperhatikan (Name) dengan baik serta melarang istrinya untuk bekerja berat.
"Oh iya aku baru ingat, kalau begitu kau seharusnya istirahat di rumah! Tidak perlu pergi bekerja!" omel Tara.
"Tapi kalau aku tidak pergi, aku juga bosan dirumah" timpal (Name) jujur sedangkan Tara hanya memutar bola matanya jengah.
"Ya sudah kau istirahat aja, biar aku yang menggantikan pekerjaanmu, setidaknya kau masih bisa tetap memantau tanpa kelelahan" ucap Tara.
Gadis itu kemudian kembali ke meja kerjanya, ia beneran mengambil alih pekerjaan (Name) dimana ia mulai mengecek laporan keuangan restoran melalui laptopnya, (Name) yang sudah pasrah kerjaannya direbut, memilih untuk pergi keluar ruangan guna mengecek keadaan karyawannya.
Saat itu keadaan restoran cukup ramai, masih-masing karyawan disibukkan dengan pekerjaan mereka. (Name) yang tidak tega melihat kesibukan itu mencoba membantu sedikit.
"Ini pesanan sudah diantar?" tanya (Name) pada salah satu waitress yang hendak mengantarkan pesanan.
"Sebentar lagi nyonya, aku harus mengantarkan yang satu ini dulu" jawab waitress itu sembari berjalan kembali.
(Name) mengambil sebuah nampan yang berisikan pesanan makanan, ia melihat kembali kertas yang tersedia disana dimana tertulis nomor meja pesanan.
Setelah membaca nomor itu, (Name) segera berjalan menuju kearah meja tersebut. Ia bisa melihat sosok pria yang duduk sendirian, (Name) menghampirinya.
"Permisi, saya akan mengantarkan pesanan" ucap (Name) ramah.
Pria itu kemudian menoleh kearah (Name), ia menganggukkan kepalanya, selagi (Name) menyusun makanan di meja, pria itu nampak memperhatikan (Name).
"Saya baru melihatmu disini padahal saya seringkali mengunjungi restoran ini sejak awal buka, apa kau pekerja baru nona?" tanyanya membuat (Name) reflek menoleh dengan tatapan terkejut.
"Oh benarkah? Terima kasih sudah menjadi pelanggan setia kami, tapi maaf saya hanya membantu karyawan saya sebentar disini" balas (Name) diakhiri senyum tipis.
Pria itu sempat terkejut karena ia tidak menyangka akan dilayani oleh pemilik restoran ini secara langsung. Ia lalu tersenyum sembari memperkenalkan diri.
"Bisa kita berkenalan nona?" belum sempat (Name) menjawab namun pria itu kembali berbicara.
"Perkenalkan nama saya Carter, saya salah satu peneliti sekaligus pemilik organisasi Xander Sciences, kami bekerja langsung dibawah utusan pemerintahan" tambahnya seraya mengulurkan tangannya pada (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [Zayne X Reader]
FanfictionMencari tahu tentangmu adalah sebuah keharusan, tapi mencintaimu? Tidak ada hal yang tidak mungkin dari pria misterius yang menjelma menjadi suami mu. ⚠️WARNING⚠️ Cerita ini mengandung unsur toxic, bahasa yang tidak baku, smooth lemontea, pembaca ya...
![Enigma [Zayne X Reader]](https://img.wattpad.com/cover/366174670-64-k433510.jpg)