S2. 3. Arrive

1.7K 144 39
                                        

Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang akhirnya mereka berdua tiba di sebuah villa yang sudah disewa oleh (Name) selama beberapa hari kedepan.

Mereka tiba tepat pada saat matahari terbit, jadilah (Name) dan juga Zayne menikmati pemandangan pagi di luar villa terlebih dahulu.

Mereka menikmati udara di pagi hari seraya masing-masing meminum secangkir kopi. Dari kejauhan juga terlihat beberapa orang berlalu lalang di sekitaran villa.

          "Bagaimana tempat nya?" tanya (Name).

Ia ingin tahu apakah rencananya membawa Zayne kesini adalah pilihan yang tepat. (Name) tidak mau hanya dia seorang saja yang menikmati pemandangan disini sementara Zayne tidak nyaman sama sekali.

          "Tidak buruk, disini cukup tenang, udara nya juga masih segar karena jauh dari perkotaan" jelas Zayne jujur.

          "Ya kan? Aku juga berpikir kalau sebaiknya kita menenangkan pikiran di tempat seperti ini, pekerjaanmu sangat melelahkan Zayne, jadi kamu juga harus menikmati liburanmu" kata (Name) diakhiri cengiran lebar.

(Name) mengalihkan pandangan nya ke sebuah kertas yang diberikan oleh orang suruhan pemilik villa tadi, isinya merupakan peta mini sekitaran villa dengan berbagai fasilitas baru yang belum lama dibuat.

          "Wah aku tidak menyangka kalau disini juga ada tempat pemandian air panas. Apa kamu tertarik Zayne?" tawar (Name).

         "Ya, mungkin nanti kita bisa kesana" balasnya seraya meminum secangkir kopi miliknya. (Name) mengangguk antusias.

         "Aku jadi tidak sabar ingin pergi berkeliling disini"

Zayne menatap ke arah istrinya yang sudah kembali membaca kertas tadi, ia tersenyum hangat. Sikap istrinya yang ceria membuat Zayne seakan merasa lelahnya hilang seketika. Ia ingin bisa melihat (Name) tetap tersenyum seperti ini.

Pria itu kemudian beranjak dari tempat duduknya, membuat sang istri menatapnya heran. Disana Zayne mengulurkan tangannya pada (Name), ia mengulum senyuman sebelum berbicara pada istrinya.

         "Kalau begitu tubuhmu butuh istirahat sebelum beraktivitas kembali." ajaknya pada (Name).

(Name) memalingkan wajahnya ke samping, ia berniat untuk menggoda Zayne, walaupun ia tidak yakin dengan jawaban suaminya tapi ia mencoba memberanikan diri menggodanya kembali.

         "Kamu tidak mau menggendongku untuk pergi ke kamar, Zayne? Kaki ku cukup lelah karena berjalan tadi" tanyanya pelan.

Zayne tertawa kecil, ia hanya bisa menggeleng melihat kelakuan (Name) yang sepertinya ingin dimanja olehnya. Tentu saja dia tidak akan menolak sama sekali.

         "Kenapa? Padahal kita hanya berjalan 10 menit saja untuk bisa sampai ke villa ini, apa tulangmu sudah meleleh sekarang?" balas Zayne seraya membopong (Name) dan berjalan menuju ke dalam villa.

         "Tulang ku selalu meleleh jika bersamamu" ungkap (Name), ia mengalungkan kedua lengannya pada leher suaminya.

Kemudian setelahnya (Name) dan juga Zayne memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu sebelum mereka berkeliling menikmati fasilitas yang ada.

.
.
.
.

Zayne membuka matanya, hal pertama ia lihat adalah wajah cantik sang istri yang masih menutup matanya. Ia lagi-lagi tersenyum, tangannya terulur untuk mengusap lembut rambut (Name) yang tergerai begitu saja.

Ia tiada henti-hentinya bersyukur karena (Name) memberikannya kesempatan, Zayne berharap hubungan mereka akan tetap harmonis seperti ini tanpa ada rintangan yang berat melanda keluarga kecilnya.

Enigma [Zayne X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang