7. It's You

2.3K 235 53
                                    

(Name) memilih untuk duduk di tepi ranjang, begitu pun dengan Zayne. Mereka berdua sama-sama terdiam sejenak tanpa kata. Suasana di kamar nampak canggung sekali sampai Zayne kembali mendengar suara (Name).

        "Kenapa kau pergi meninggalkanku?"

Satu isakan tangis membuat Zayne kembali menatap (Name) kaget. Dia melihat wajah istrinya yang sudah sembab. Tatapan Zayne kembali meneduh, ia membawa (Name) ke dalam pelukannya , disana (Name) akhirnya menumpahkan seluruh air mata dan kekecewaannya yang selama ini ia pendam.

Sosok nya telah kembali tanpa ia sadari.

         "Maaf, aku berusaha mengejar pendidikan ku di luar negeri. Maaf kalau aku tidak memberimu kabar, aku hanya ingin kembali padamu jika aku sudah menjadi sosok yang kamu inginkan" jelas Zayne lembut.

(Name) reflek melepaskan pelukannya, ia menatap wajah Zayne. (Name) sangat ingat bahwa dia sempat mengatakan ingin mencari dokter terhebat jika cita-citanya tidak tergapai, dan Zayne lagi-lagi berhasil mewujudkan keinginannya secara langsung.

Perlahan kedua tangan (Name) digenggam erat oleh Zayne. Disana pria itu menatapnya sendu, Zayne tidak rela setelah ini (Name) akan membencinya. Sejujurnya Zayne juga takut kalau identitas masa lalu nya ketahuan maka hubungan mereka akan menjauh.

         "Apa kamu akan membenciku setelah ini, (Name)?" ungkapnya sedih.

         "Sepertinya aku gagal untuk membencimu, kenapa kau selalu berusaha keras hanya untuk membuatku senang?"

        "Karena aku suka melihat senyum mu.. Aku suka saat melihatmu bahagia. Aku akan berusaha mewujudkan keinginanmu semampuku" timpal Zayne cepat.

Tubuh (Name) seakan tersihir oleh ucapan Zayne. Disana jemari Zayne memegang dagu (Name). Pandangannya jatuh pada bibir (Name) sebelum akhirnya ia kembali menatap mata milik (Name).

         "Boleh?" izin Zayne yang langsung diangguki oleh (Name).

Jantung (Name) seakan mau copot lantaran Zayne langsung memagut bibirnya dengan cepat. Gadis itu sampai terjatuh ke atas ranjang dimana Zayne sudah menindihnya tanpa melepaskan ciuman mereka sama sekali.

Mata (Name) mau tidak mau ikut terpejam juga dimana ia berusaha menikmati ciuman mereka. Kedua tangan (Name) bahkan sudah ditahan di atas kepalanya sendiri oleh Zayne.

Suara kecupan dan sedikit erangan (Name) membuat Zayne sadar kalau istrinya sudah kehabisan nafas. Ia langsung menjauhkan wajahnya kembali dimana (Name) bisa melihat kalau wajah Zayne juga tidak kalah memerahnya.

         "Maaf, apa aku terlalu kasar?" tanya nya lagi.

         "Kasar sih enggak, tapi cukup membuat ku shock" jawab (Name) jujur.

         "Kita bahkan belum melakukan yang lebih dari ini"

Sontak (Name) jadi merinding sendiri. Ia belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman biasa. Bahkan untuk sekelas ciuman saja, Zayne yang mengambil pertama kali. Walaupun (Name) sempat tunangan dengan Caleb, nyatanya ia masih belum merasakan ciuman sebelumnya.

         "Tapi aku belum siap.." cicit (Name) pelan.

         "Tenang aja, aku tidak akan mengajakmu sekarang. Kita bisa lakukan kalau kamu udah siap dengan segala konsekuensi nya" sahut Zayne santai.

(Name) tersenyum penuh haru, beruntungnya Zayne mau mengerti soal dirinya yang belum siap. Pria itu lalu kembali tiduran di ranjang, ia menepuk-nepuk ranjang di sebelahnya menyuruh (Name) untuk ikut rebahan bersamanya.

Enigma [Zayne X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang