Zayne baru bisa pulang ke rumah pada sore hari. Pria itu memijat pelipisnya yang berdenyut, ia baru saja tiba di rumah dan saat ini posisinya masih berada di dalam mobil, lebih tepatnya di pekarangan rumahnya sendiri.
Zayne kemudian turun dari mobilnya. Ia melangkah memasuki rumahnya dimana (Name) sudah menunggu di ruang tamu.
"Zayne" sapa nya ceria.
Melihat istrinya tersenyum, Zayne pun ikut tersenyum juga. (Name) langsung berlarian ke pelukan Zayne. Disana (Name) sengaja mendusel-duselkan wajah pada dada bidang suaminya.
"Ada apa? Ada sesuatu yang membuatmu senang?" tanya Zayne lembut.
"Tidak ada, aku hanya rindu padamu" jawab (Name) sembari mendongakkan kepalanya hingga ujung hidung mereka saling bersentuhan.
Zayne mengulum senyum, ia langsung melumat bibir (Name) tanpa berkata apapun. Tidak ada kata bosan bagi Zayne untuk menyentuh setiap inci tubuh istrinya.
Ia juga tidak lagi mendapatkan penolakan dari (Name) walau tanpa izin sekalipun. Zayne baru merasakan indahnya pernikahan mereka, walau begitu hatinya tetap tidak tenang lantaran ia masih menyembunyikan informasi penting dari istrinya.
Beberapa tepukan pelan pada bahunya membuat Zayne tersadar, ia segera menjauhkan wajahnya kembali saat tahu bahwa istrinya hampir kehabisan nafas. Bisa Zayne lihat, seluruh wajah istrinya sudah memerah padam.
"Cantik" ucapnya pelan seraya menyampirkan beberapa helai rambut (Name) ke belakang telinga.
"Sejak kapan dokter satu ini pintar memuji? Aku jarang mendengarnya loh" balas (Name) dengan kedua telapak tangan yang menangkup wajah Zayne.
"Kalau begitu kedepannya aku akan sering memuji kecantikanmu"
Pipi (Name) semakin merona dibuatnya, ia benar-benar bisa merasakan sendiri perubahan sikap Zayne yang semakin lembut padanya.
(Name) terdiam sejenak, ia jadi kembali teringat kejadian sebelum suaminya pulang. Lebih tepatnya pada siang hari, ia sempat kedatangan tamu ke rumahnya.
.
Pada saat itu (Name) sedang duduk sendirian di sofa sembari membaca buku novel. Ia memang menunggu Zayne pulang, namun sepertinya Zayne akan pulang sore hari mengingat hari yang sudah siang tapi tidak kunjung memberikan kabar.
Tak lama ada seseorang yang membunyikan bel di rumahnya. Atensi (Name) yang semula terfokus pada sebuah buku kini mulai menoleh mencari sumber suara.
Wanita itu kemudian berjalan menuju pintu untuk membukanya. Disana (Name) menemukan bahwa ada seorang pria yang datang kerumah. Dahi (Name) mengernyit heran, ia tidak pernah bertemu dengan pria tersebut, atau kah dia yang melupakan sesuatu?
"Ya, ada perlu apa ya?" tanya (Name).
Pria itu berdehem sejenak sebelum menjawab. Hal yang membuat perhatian (Name) teralihkan adalah pria itu membawa seekor burung gagak di pundaknya.
"Apa kau istrinya Zayne?" tanyanya balik.
(Name) spontan mengangguk, sekarang ia mengira kalau pria itu sepertinya teman dari suaminya.
"Sebagai kakak yang baik, aku punya hadiah untukmu. Luke, Kieran berikan hadiah nya" lanjutnya diakhiri senyuman.
(Name) melongo kala melihat ada dua orang lagi yang memasuki halaman rumahnya. Mereka berdua membawa satu keranjang berisi bingkisan yang entah apa isinya. (Name) masih berusaha memproses apa yang sebenarnya terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [Zayne X Reader]
Hayran KurguMencari tahu tentangmu adalah sebuah keharusan, tapi mencintaimu? Tidak ada hal yang tidak mungkin dari pria misterius yang menjelma menjadi suami mu. ⚠️WARNING⚠️ Cerita ini mengandung unsur toxic, bahasa yang tidak baku, smooth lemontea, pembaca ya...