S2. 14. Try Hard

551 56 34
                                    

Akhir-akhir ini (Name) cukup merasa kesal lantaran Zayne yang terus menerus sibuk dengan urusannya. Ia bahkan hanya bertemu suaminya di malam hari, ketika pagi sudah tiba Zayne bahkan pergi meninggalkannya sendirian sebelum (Name) terbangun.

Memang sih sifat workaholic suaminya itu sudah sering ia maklumi semasa pekerjaan Zayne yang menjadi dokter, tapi sekarang Zayne sudah tidak lagi menjadi dokter bedah jantung. Seharusnya kegiatan Zayne tidak sepadat dulu.

(Name) penasaran, sebenarnya apa yang dilakukan oleh Zayne selama ini di ruang laboratorium pusat milik Onychinus. Maka dari itu sekarang (Name) berniat untuk menemui Zayne disana.

(Name) melangkah keluar dari kamarnya, selama di kawasan N109, mereka berdua tinggal di rumah orang tua Zayne. Namun sayangnya sampai sekarang (Name) masih belum bertemu dengan mertuanya sendiri.

Ia pun pergi dari rumah menuju ke markas Onychinus dengan berjalan kaki, beruntungnya jarak rumah orang tua Zayne tidak terlalu jauh dan hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit.

Sepanjang perjalanan (Name) justru berpas-pasan dengan seorang gadis yang sudah cukup lama tinggal di markas Onychinus. Sebenarnya (Name) enggan mengajak berbicara, tapi gadis itu masih berusaha untuk mendekatinya.

         "Nona, apa kamu mau pergi bertemu dengan Dr. Zayne?" tanya nya sambil ikut berjalan disamping (Name).

         "Ya, apa dia masih ada disana?" Gadis itu mengangguk.

          "Para peneliti akhir-akhir ini disibukkan dengan pekerjaan mereka, terlebih lagi setelah Dr. Zayne mengatakan bahwa kita akan dihadapi dengan sejenis bioweapon. Aku rasa mereka sedang meneliti cara mengalahkan bioweapon milik pemerintahan" jelas gadis itu lagi.

Langkah (Name) terhenti, begitupun dengan gadis disampingnya. (Name) menatap sinis kearah gadis itu.

          "Bukankah kau pernah menjadi bagian dari pemerintahan? Seharusnya kau bisa membocorkan informasi penting kepada Onychinus terkait bioweapon!" gertak (Name).

Terlihat bahwa raut wajah gadis itu terkejut setelah mendengar ucapan kekesalan dari (Name). Tentu saja (Name) masih tidak bisa berbaik hati sedikitpun pada orang yang masih berkaitan dengan pemerintah.

Rasa dendam, trauma, benci dalam dirinya terus saja memuncak ketika disinggung masalah seperti ini. Maka dari itu, (Name) tidak pernah tertarik untuk menjalin pertemanan dengan gadis dihadapannya.

          "Aku tidak tahu, selama ini aku hanya ditugaskan sebagai mata-mata, aku tidak pernah ikut andil dalam penelitian pemerintahan" kata gadis itu jujur.

(Name) berdecih sebelum ia berjalan lebih dulu meninggalkan gadis itu sendirian. Sesampainya di markas Onychinus, (Name) langsung menuju kearah ruang laboratorium.

Bertepatan dengan (Name) yang baru saja tiba, pintu laboratorium terbuka menampilkan sosok Zayne yang keluar ruangan bersama anggota yang lain.

(Name) yang hendak memanggil terpaksa kembali menutup rapat mulutnya, Zayne sendiri hanya melirik kearah istrinya sebelum ia pergi menuju ke ruangan lain. Pria itu juga terlihat sibuk mengingat obrolan Zayne dijalan dengan salah satu anggota peneliti.

Tidak mau ambil pusing, (Name) menyembulkan kepalanya ke dalam ruangan laboratorium. Disana (Name) bisa merasakan udara yang sangat dingin menerpa kulit wajahnya.

Ruangan laboratorium nampak sunyi tanpa ada satu orang pun, (Name) enggan untuk masuk, ia memilih menunggu Zayne diluar ruangan. Di sekelilingnya bahkan ikut sunyi, (Name) cukup heran dengan kemana perginya anggota Onychinus yang biasa terlihat di markas.

Tak berselang lama, Zayne pun kembali ke ruangan laboratorium, kali ini ia sendirian. Pria itu berjalan menghampiri istrinya yang duduk di depan ruangan.

Enigma [Zayne X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang