Sudah sekitar 2 minggu berlangsung, (Name) mencoba mencari kesibukan dengan membuka sebuah restoran di dekat rumah sakit tempat suaminya bekerja.
Ia menikmati hari-harinya sebagai pemilik restoran, satu persatu pelanggan mulai berdatangan setiap harinya, tak jarang hal itu mengundang beberapa food vlogger untuk mereview menu di restoran (Name).
Beruntungnya (Name) cukup banyak mendapatkan hasil yang positif dari beberapa review yang diberikan di restoran nya, walau begitu (Name) juga sangat memperhatikan komplen dari pelanggan dan berusaha untuk memperbaikinya.
Zayne juga setiap hari mengunjungi restoran ketika jam makan siang, entah itu sekedar makan atau hanya melihat keadaan (Name) di restoran guna memastikan kalau istrinya baik-baik saja.
Seperti saat ini, jam makan siang untuk para pekerja rumah sakit akhirnya tiba. (Name) sudah menunggu Zayne di depan restoran, ia juga sudah dihubungi terlebih dahulu oleh suaminya tadi.
Dan benar saja, tak lama dari itu sosok yang ditunggu akhirnya tiba. (Name) tersenyum lebar dari kejauhan, ia menatap kearah suaminya yang berjalan mendekat. Zayne tidak pernah membawa kendaraan ketika hendak mengunjungi restoran, karena lokasinya yang cukup dekat dengan tempatnya bekerja.
"Zayne~" panggil (Name) ceria.
Zayne menghampiri (Name), disana (Name) langsung bergelayut manja pada lengan suaminya. Pria itu membalas dengan mengusap lembut pucuk kepala sang istri.
"Hari ini kamu ada jadwal periksa kesehatan rutin kan?" tanya Zayne.
"Ah iya, aku baru ingat... Baiklah sesudah jam makan siang nanti aku ikut denganmu" Zayne manggut-manggut setuju.
Mereka pun memutuskan untuk masuk ke dalam restoran, lebih tepatnya menuju ke ruangan pribadi (Name). Disana (Name) sudah menyiapkan makan siang untuk mereka berdua.
"Hai Dr. Zayne, baru istirahat ya?" sapa beberapa karyawan restoran dengan ramah. Zayne mengangguk mengiyakan.
"Ya begitu, kalian jangan lupa juga untuk istirahat" jawab Zayne pada mereka.
Zayne menutup pintu ruangan, sementara (Name) berjalan menuju sofa, setelah itu barulah Zayne ikut bergabung dengan istrinya.
"Sore nanti aku ada jadwal operasi, mungkin aku tidak bisa mengantarmu pulang.. Maaf ya sayang" ungkap Zayne seraya melonggarkan dasi yang dikenakannya.
"Tidak masalah, semangat ya" balas (Name) diakhiri dengan mencuri satu kecupan di pipi Zayne.
Zayne membalas dengan senyuman, atensinya mulai menatap ke berbagai arah di ruangan (Name), akan tetapi fokusnya teralihkan pada sebuah kalender yang berada di meja kerja istrinya.
Melihat Zayne yang menatap sebuah kalender, mata (Name) ikut mengarah kesana. Ia tidak mengerti, mungkin saja suaminya itu sedang mengingat jadwal kerjanya.
"Ada masalah?" tanya (Name) membuat Zayne kembali mengalihkan tatapannya pada sang istri.
"Tidak.. Ngomong-ngomong, kenapa hari ini kamu masak banyak sekali?"
(Name) menoleh kearah makanan yang berada di meja hadapannya, memang porsi makanan yang ia buat jauh lebih banyak dari biasanya, padahal nafsu makannya sedang berkurang.
Tentu saja Zayne sadar kalau istrinya mulai kehilangan nafsu makan, ia sangat khawatir, namun (Name) juga enggan dipaksa karena berujung mual hebat.
"Entahlah, aku cuma ingin melihatmu makan siang hari ini" jawab (Name) santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [Zayne X Reader]
FanfictionMencari tahu tentangmu adalah sebuah keharusan, tapi mencintaimu? Tidak ada hal yang tidak mungkin dari pria misterius yang menjelma menjadi suami mu. ⚠️WARNING⚠️ Cerita ini mengandung unsur toxic, bahasa yang tidak baku, smooth lemontea, pembaca ya...