S3. 2. New Life

973 89 28
                                        

Hari ini (Name) dan juga Zayne menghadiri acara pernikahan pemimpin Onychinus. Acara dihadiri banyak tamu undangan, sebagian besar merupakan anggota Onychinus yang selama ini tersebar ke berbagai daerah.

Mata (Name) tidak terlepas dari kedua pengantin yang baru saja selesai mengikat janji suci. (Name) jadi teringat masa pernikahannya dulu, hanya saja ia tidak merasa bahagia di hari pernikahan nya sendiri.

Terbukti dari foto pernikahannya, (Name) tidak pernah tersenyum lebar seperti halnya kedua pengantin yang saling mencintai, memang sih pada waktu itu (Name) benar-benar tidak ada rasa pada suaminya.

Atensi (Name) teralihkan pada pria yang duduk disampingnya. Dia lah sosok suami yang menurutnya cukup sempurna, sekarang ia sudah mencintai Zayne sepenuhnya.

Zayne selalu berusaha membuatnya untuk tetap nyaman, dia membuktikan sendiri bahwa dia bisa menjadi sosok suami yang bertanggung jawab.

Bibir (Name) membentuk senyuman tanpa disadari. Merasa bahwa sedang ditatap, Zayne ikut menoleh kearah istrinya. Ia ikut tersenyum, tangannya terulur untuk menggenggam jemari istrinya.

        "Masih mual?" tanya Zayne lembut.

(Name) menggeleng pelan. Setelah sebulan lamanya mereka berdua disibukkan dengan kegiatan masing-masing, (Name) tidak menyangka bahwa ia kembali mengalami gejala mual di pagi hari, dan setelah diperiksa berakhir positif.

Semuanya benar-benar mendadak, (Name) bahkan sampai tidak bisa berbicara selama beberapa menit setelah mendengar penjelasan dari dokter kandungan, begitupun dengan Zayne.

Walau begitu, Zayne tetap senang mendapatkan kabar kehamilan kedua istrinya. Ia juga menjadi semakin siaga dengan keadaan (Name).

(Name) juga bisa merasakan kalau sikap Zayne semakin hari semakin terlihat posesif, bahkan Zayne tidak membiarkan ada orang asing yang berinteraksi dengan istrinya tanpa sepengetahuan Zayne sendiri.

         "Kalau kamu merasa lelah, kamu harus segera memberitahukan ku. Kita bisa pulang secepatnya" ucap Zayne lagi.

(Name) menarik pelan pipi Zayne, ia cukup gemas dengan sikap suaminya akhir-akhir ini, terutama setelah mereka mendapatkan kabar kehamilan itu.

         "Iya iya papa, kita bahkan datang terlambat loh karena aku mual" balas (Name) diakhiri cengiran lebar.

Zayne tersenyum, ia menarik tangan (Name) yang berada di pipinya lalu mengecup telapak tangan (Name).

         "Aku hanya memastikan kamu tetap nyaman selama acara"

.

Acara kemudian berlangsung dimana para tamu kini menikmati jamuan makan yang tersedia di pesta pernikahan.

(Name) menerima suapan puding dari Zayne. Ia tidak bisa makan terlalu berat lantaran mual nya akan kambuh sewaktu-waktu, jadi (Name) memilih untuk memakan puding saja.

Tak lama mereka dihampiri oleh kedua pengantin yang kini sudah resmi berganti status. Zayne meletakkan piringnya, ia kebetulan sekali ada hal penting yang ingin dibicarakan pada Sylus.

       "Kebetulan sekali aku ingin berbicara padamu" kata Zayne serius.

       "Eh? Apa?" tanya Sylus curiga.

Mata Zayne melirik kearah istrinya yang nampak bingung. Ia tidak mungkin membicarakan hal ini didepan istrinya, jadilah Zayne mengajak Sylus untuk sedikit menjauh.

       "Ikuti aku"  ajak Zayne singkat.

Walau sempat keheranan, Sylus mengekor dari belakang, menyisakan (Name) dan juga istri Sylus yang masih terdiam di tempat. Mereka berdua saling memandang kebingungan.

Enigma [Zayne X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang