(Name) sekali lagi tidak menduga kalau Zayne membawanya ke salah satu cafe yang menjual banyak sekali dessert. Tentu saja ia juga senang melihat banyak makanan manis yang tertata rapi, rasanya (Name) kalap dan ingin mencicipi semuanya.
"Kamu mau coba yang mana?" tanya Zayne pada (Name) yang masih mematung menatap aneka kue.
"Aku bingung, dokter Zayne sendiri bagaimana?"
Zayne mengalihkan pandangannya pada kue yang sedari tadi ditatap terus oleh (Name), ia menunjuk ke arah kue itu dan meminta pelayan untuk memberikannya. Lalu Zayne juga mengambil kue lain yang kebetulan sempat dilirik (Name), pria itu peka kalau (Name) tertarik dengan kue tersebut dan ingin mencobanya.
"Apa kamu ingin yang lain juga?" tawarnya lagi namun (Name) reflek menggeleng.
"Entahlah, sejujurnya tadi aku penasaran dengan kue yang Dokter Zayne ambil tapi karena Dokter ingin mencobanya jadi tidak masalah, aku bisa cari yang lain" jelas (Name) jujur.
"Tidak, aku memang mengambilkan nya untukmu" sahut Zayne cepat.
"Eh serius?" Zayne mengangguk menyetujui ucapan (Name).
Wajah (Name) sontak memerah hanya karena Zayne yang terlalu peka tanpa harus ia minta. Ia berusaha menutupi wajahnya yang memerah dengan menunduk sementara Zayne sendiri sedang melakukan pembayaran di meja kasir.
Setelah itu mereka berdua memutuskan untuk duduk di salah satu kursi yang tersedia sembari menunggu pesanan tiba. Disana suasana kembali canggung, (Name) sedang kehabisan kata-kata untuk memulai pembicaraan dengan Zayne, namun kali ini pria itu kembali berinisiatif untuk bertanya.
"Apa pekerjaanmu baik-baik saja?"
(Name) menoleh ke arah Zayne, ia kemudian mengangguk sambil tersenyum. Memang belakangan ini toko sedang ramai jadi (Name) cukup kewalahan, namun karena kekompakan timnya, (Name) bisa melakukan pekerjaannya dengan baik.
"Tidak ada yang perlu dipermasalahkan, semuanya berjalan dengan lancar. Aku, Tara, Xavier sama kak Jenna bisa bekerjasama dengan baik. Dokter Zayne sendiri bagaimana?" jelas (Name) seadanya.
"Syukurlah kalau tidak ada masalah. Akhir-akhir ini aku sering bertemu dengan gadis yang suka pergi ke rumah sakit hanya untuk meminta surat keterangan dokter" kata Zayne mulai bercerita.
(Name) yang awalnya tidak tertarik dengan pembicaraan mereka, lama kelamaan menjadi penasaran juga. Apalagi ini perdana Zayne bercerita soal lika-liku kehidupan nya sendiri.
"Gadis? Memangnya dia sakit apa sampai sering minta surat begitu?" tanya (Name) heran.
"Dia tidak sakit" (Name) sontak melongo mendengar jawaban Zayne.
"Eh? Terus?"
"Rekan kerja ku Dokter Grayson pernah menangani gadis tersebut sebagai pasien yang sakit ringan. Awalnya semua berjalan lancar dan Dokter Grayson sempat memberikan surat keterangan dokter untuknya, tapi setelah gadis itu sembuh, dia tetap kembali ke rumah sakit dan meminta Dokter Grayson kembali memberikannya surat keterangan dokter" jelas Zayne bersamaan dengan kedatangannya pesanan mereka.
"Terima kasih" ucap Zayne kepada pelayan dan dijawab anggukan oleh pelayan tersebut.
"Lalu apa yang dilakukan Dokter Grayson pada gadis itu?" tanya (Name) lagi.
Kali ini Zayne menghela nafas berat. Ia sebenarnya tidak mau menjelaskan lebih lanjut, tapi karena sudah terlanjur bercerita, makanya Zayne terpaksa bilang pada istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [Zayne X Reader]
FanfictionMencari tahu tentangmu adalah sebuah keharusan, tapi mencintaimu? Tidak ada hal yang tidak mungkin dari pria misterius yang menjelma menjadi suami mu. ⚠️WARNING⚠️ Cerita ini mengandung unsur toxic, bahasa yang tidak baku, smooth lemontea, pembaca ya...