S2. 13. Joined

1.5K 103 47
                                        

         "Siapa?"

Sylus melirik kearah (Name) yang masih keheranan. Ia memutar bola matanya jengah sebelum menjawab pertanyaan dari (Name).

        "Seseorang yang memiliki dendam yang sama denganmu"

(Name) tidak lagi menjawab. Ia jadi teringat kembali dengan Zayne yang sampai sekarang tidak mengabari sama sekali. Masalahnya (Name) mau mengabari lebih dahulu tapi ia masih gengsi dan kesal pada suaminya.

Belum ada satu menit (Name) melamun, tiba-tiba ia mendengar suara pintu terbuka. (Name) melirik kearah Sylus yang juga sudah bersiaga.

        "Apa kau mengundang orang datang malam ini?" tanya (Name).

        "Tidak"

Mata (Name) memicing, ia kembali menatap kearah pintu yang sudah terbuka. Sayangnya suasana ruangan gelap dikarenakan penerangan di ruangan redup, alhasil sedikit menyulitkan (Name) untuk menerka siapa sosok yang membuka pintu barusan.

Suara langkah kaki mendekat mulai terdengar. (Name) meneguk ludah kala melihat dari balik bayang terdapat siluet seorang pria dengan pakaian hitam. Pria itu berjalan semakin mendekat kearah (Name) hingga pada akhirnya (Name) menyadari sosok dibalik siluet tersebut.

        "Zayne.." ucap (Name) pelan.

Zayne tidak menjawab, wajahnya nampak sedih ditambah terdapat beberapa luka sayatan di tangannya. (Name) buru-buru meraih tangan Zayne yang terluka.
 
         "Apa yang terjadi padamu?" tanya (Name) panik.

Perlahan Zayne mulai menatap (Name), ia tersenyum tipis. Bukannya senang dengan senyuman itu, (Name) justru tambah panik.

         "Aku berhasil.." Zayne pun mulai bersuara.

        "..."

Zayne segera memeluk (Name), dimana (Name) bisa merasakan kalau pria itu tidak dalam kondisi baik-baik saja mengingat suhu tubuhnya naik. Tubuh Zayne perlahan mulai meluruh kebawah diikuti dengan (Name). Pria itu tidak sadarkan diri tepat dipelukan istrinya.

         "Zayne!"

Melihat kondisi Zayne yang seperti sekarat, Sylus pun turut membantu. Ia segera mengambil alih tubuh Zayne dan memapahnya menuju kamar yang ditempati oleh Zayne semasa berada di kawasan N109. (Name) ikut mengekor dari belakang.

          "Kau tunggu disini sebentar, aku akan memanggil dokter untuknya" ucap Sylus pada (Name) setelah ia meletakkan Zayne diatas ranjang. (Name) mengangguk setuju.

          "Ya, terima kasih"

Sesudah Sylus pergi, (Name) menatap miris kearah Zayne yang masih memejamkan matanya. (Name) pun bergegas mengambil kotak p3k untuk membersihkan luka di tangan suaminya.

Wanita itu membersihkan luka dengan telaten, (Name) jadi semakin kepikiran, apa yang sudah dilewati oleh Zayne sedari tadi? Pria itu juga terlihat lebih lesu dari biasanya mengingat tatapannya sempat kosong ketika datang.

Tak lama Sylus kembali datang dengan membawa Dr. Noah ke ruangan, dimana Dr. Noah langsung memeriksa kondisi Zayne. (Name) menyimak sembari berdiri di samping Sylus.

         "Dia hanya kelelahan.. Zayne juga sempat menyuntikkan sesuatu ke tubuhnya sendiri mengingat jantungnya terpacu cepat diatas normal" jelas Dr. Noah ditengah-tengah memeriksa.

         "Apa itu semacam serum tubuh yang dia buat?" celetuk Sylus.

          "Mungkin, kita tidak tau seberapa banyak perkembangan Zayne terkait penelitiannya setelah ia keluar dari N109 Zone. Bisa saja dia menciptakan serum baru untuk dirinya sendiri. Untuk saat ini biarkan dia beristirahat"

Enigma [Zayne X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang