Siapa yang tidak melting jika hari-harinya diisi dengan kesweet-an sang kekasih. Dengan kemanisan sikap dan perilakunya yang berhasil meluluh lantahkan seorang gadis, yang bernama Anna.
Namun, hidup tidak melulu berjalan mulus. Selalu ada penghalang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Ilustrasi || sumber : Pinterest)
Cermin panjang dihadapannya telah menjadi saksi bagaimana centilnya versi lelaki saat ingin bertemu dengan kekasih hatinya. Siapa itu? Siapa lagi jika bukan, Samudra. Lelaki itu senang sekali karena malam ini ia akan berkencan dengan Anna.
Samudra memilih untuk menggunakan pakaian yang simpel-simpel saja. Yaitu kaos hitam polos dipadukan dengan celana jeans kekinian dan dilapisi oleh jaket kulit hitamnya. Lelaki senang dan centil, namun pakaiannya akan tetap ia bodoamat kan.
Bahkan kalian harus tahu. Samudra jika akan pergi keluar kemana pun itu, jika penting. Ia akan dipilihkan outfit oleh Mamanya tercinta. Bukan tak percaya diri dengan pilihannya. Namun, ia sudah pasti yakin. Jika pilihan sang Mama lah yang paling terbaik.
"Udah ganteng," ucapnya lalu pergi meninggalkan kamarnya.
Samudra turun ke bawah mencari keberadaan keluarga terutama Mama dan Papanya. Saat lelaki itu menemukan Mama dan Papanya. Ternyata mereka sedang berkumpul diruang keluarga. Disana terdapat Ziddan, Garil dan Arra. Kemana Razzo? Lelaki itu belum pulang, masih harus ada yang ia selesaikan dikantornya.
Ya, Razzo selain pendiri Respect, lelaki itu kini sudah menjadi seorang CEO di salah satu perusahaan Papanya.
"Ma, Pa."
Samudra ikut bergabung bersama mereka.
"Nahkan, ganteng pilihan outfit Mama."
Samudra hanya tersenyum dan memberikan satu buah jempol kepada sang Mama. Dan dibalas jempol pula oleh Mama sampai mengerlingkan sebelah matanya.
"Mau kemana kamu?"
Arra memperhatikan abang ke empatnya itu. Sedangkan Garil sibuk dengan ponselnya. Lalu Ziddan? Tertidur disalah satu sofa di ruang keluarga tersebut.
"Papa, biasa anak muda," balas Mama.
Papa yang tak mudeng, mengerutkan keningnya. "Ih, ngapel Pa. Kamu mah ah, masa gitu aja gak tau."
"Oh."
Ya, hanya itu balasan sang Papa.
Samudra pun menyalimi tangan kedua orang tuanya. "Kalau nanti pergi keluar bawa anak gadis orang. Jangan biarin ajak dia pulang malem, dia punya keluarga, pasti dikhawatirin."
