Happy Reading All
🎀 🎀 🎀
Malam ini, rasanya Anna bisa tidur dengan nyenyak. Masalahnya dengan Samudra telah usai. Anna bahagia sekali, bisa merangkai kisah baru dengan Samudra. Tak apa, jika banyak masalah, yang penting masih bisa menangani masalah tersebut dengan dewasa.
Untuk perihal Bunda, biarlah. Anna masih malas untuk memikirkan wanita itu. Maafkan Anna, Bunda.
"Huft, masalah satu selesai."
Anna merebahkan dirinya diatas kasur queen size miliknya. Gadis itu mengambil bantal guling, dan memeluknya. Posisinya yang sengaja ia arahkan ke kanan.
"Kok capek, ya?" ucapnya. Gadis itu terkekeh pelan. "Semoga kita selalu baik-baik aja ya Sam. Aku capek kalo harus ribut-ribut terus sama kamu."
"Dan semoga, kamu bisa paham ya Nuna."
Tak lama, ngantuk pun melanda Anna. Gadis itu segera memejamkan matanya. Dan tertidur dengan damai diatas kasurnya.
* * *
Cuit cuit cuit
Anna terbangun dari tidurnya. Gadis itu mendengar suara burung berkicau. Saat melihat jam diatas nakasnya. Ternyata sudah menunjukkan pukul 05.29 WIB. Dan semenit kemudian alarm pun berbunyi. Disaat jam menunjukkan pukul 05.30 WIB.
Gadis itu segera bangkit dan pergi menuju kamar mandi. Setelah melaksanakan ritual mandinya, Anna melaksanakan kewajibannya sebagai umat beragama. Setelah semuanya selesai, Anna turun ke bawah.
Dibawah, ia melihat adiknya yang sudah terduduk dimeja makan seorang diri. "Dilla," panggil Anna.
"Eh, kakak," balas adiknya.
"Kok kamu sendiri? Bunda sama Ayah mana?" tanya Anna.
"Gak tau."
"Loh, kok gak tau?" tanya Anna.
"Gak usah nyariin Bunda kak. Masih dikamar kali," ucap Dilla dengan jutek.
Anna yang bingung dengan Dilla pun seketika bertanya. Ada apa dengan adiknya ini? Kenapa sepertinya sensitif sekali dengan Bunda.
"Kamu kenapa Dil?" tanya Anna dengan merangkul adiknya yang duduk disalah satu kursi.
Dilla menghela napas.
"Aku males sama Bunda. Bunda udah jahat sama kak Anna," jelasnya.Anna yang mendengar ucapan sang adik pun tersenyum. "Dil, kakak gak papa kok. Kenapa kamu harus males sama Bunda? Inget, Bunda itu Ibu kandung kamu. Mungkin Bunda ngelakuin itu sama kakak karena-."
"Karena apa? Karena kakak anak tiri? Kakak bukan anak kandung Bunda? Siapapun kakak, kakak tetep anak Bunda. Kakak tetep kakak terbaik buat aku," jelas Dilla.
Percaya tidak? Anna meneteskan air matanya ketika mendengar kalimat yang Dilla lontarkan. Gadis itupun memeluk Dilla, adiknya. Dan Dilla pun tak kalah erat membalas pelukan Anna.
"Kamu juga adik kakak yang paaaaaaling terbaik," ucap Anna.
"Aku sayang kakak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTANYA SAMUDRA
RomanceSiapa yang tidak melting jika hari-harinya diisi dengan kesweet-an sang kekasih. Dengan kemanisan sikap dan perilakunya yang berhasil meluluh lantahkan seorang gadis, yang bernama Anna. Namun, hidup tidak melulu berjalan mulus. Selalu ada penghalang...