46. HARUS APA?

933 16 0
                                    

Happy Reading All

🎀 🎀 🎀

Samudra kembali merebahkan tubuhnya diatas bangsal miliknya. Setelah selesai memakan buah apel. Tiba-tiba kepala Samudra menjadi pusing. Lelaki itu terus memegangkan kepalanya. Anna yang peka, langsung menyuruh Samudra untuk rebahan diatas kasur rumah sakit.

"Masih sakit gak?" tanya Anna.

Rasanya mulut lelaki itu jika mengeluarkan suaranya akan semakin sakit. Akhirnya ia hanya menganggukkan kepalanya, pertanda kalau kepalanya memang masih sakit.

Astaga, Anna sangat tidak tega melihat keadaan Samudra. Gadis itupun menggeser kursinya untuk lebih dekat dengan Samudra.

Dengan lembut tangannya memijat kepala Samudra. "Aku bantu pijitin ya, siapa tau bisa ngurangin rasa sakit kepala kamu."

Samudra gagal fokus dan terus menatap wajah Anna yang kelihatan sangat khawatir karena keadaan Samudra sekarang. Sungguh terbukti, pijatan tangan Anna dikepalanya membuat sakit dikepalanya perlahan-lahan menghilang.

"Masih sakit? Hm?" tanya Anna.

Lelaki itu tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Terima kasih, Anna."

"Sama-sama."

Samudra sangat bahagia. Namun, dihatinya masih ada yang mengganjal. Entahlah, lelaki itu masih takut kalau Anna belum sepenuhnya memaafkan dirinya.

"Anna."

"Iya?" Anna menjauhkan tangannya dari kepala Samudra.

"Kamu beneran kan udah maafin aku?" tanya Samudra.

Anna mengembangkan senyumnya.
"Kalau aku belum maafin kamu. Gak mungkin sekarang aku mau temenin kamu disini," jelas Anna.

"Kayaknya keputusan kamu bener Na," ujar Samudra.

"Bener apa?" tanya Anna.

"Aku emang bukan laki-laki yang tepat buat kamu. Kamu lebih layak sama laki-laki yang jauh lebih baik dari aku. Aku gak pantes sama kamu, Na. Setelah aku pikir-pikir. Sikap aku selama ini egois. Aku terlalu cinta sama kamu. Tapi aku juga bersikap berlebihan sama Nuna."

Anna terdiam menyimak penuturan Samudra.

"Sikap dan langkah aku juga salah belakangan ini. Dimana aku lebih percaya sama orang lain daripada pacar aku sendiri. Kayaknya aku adalah pacar terburuk di dunia. Maafin aku Anna, kamu pasti risi belakangan ini."

"Aku juga minta maaf ya, tadi Mama nganggep kamu pacar aku. Padahal nyatanya kita udah putus."

Ya Tuhan, hati Anna rasanya sakit sekali. Dia memang belum ingin menjalin hubungan kembali dengan Samudra. Namun rasanya mendengar ucapan Samudra narusan, membuat hatinya hancur berkeping-keping. Seakan ia tidak rela kalau Samudra merelakan dirinya untuk laki-laki lain.

Saat ini, rasanya Anna ingin segera memeluk Samudra dan berteriak padanya kalau dia masih mencintai lelaki itu. Air mata Anna rasanya ingin sekali keluar. Namun tidak, itu tidak boleh ia lakukan.

Anna tersenyum sendu, gadis itu mengusap puncak kepala Samudra. "Aku gak mau kamu terlalu banyak pikiran. Apapun yang terjadi sekarang, untuk saat ini kamu lupain dulu. Kamu harus fokus sama kesembuhan kamu, kamu harus sehat lagi."

Samudra hanya menampilkan wajah datarnya. "Kamu pulang aja Na, aku gak papa disini sendiri."

Terpukul, itu yang Anna rasakan. Tuhan, bagaimana caranya mengatakan pada Samudra kalau Anna masih mencintainya. Rasanya rasa sakit itu masih ada, tapi rasanya cintanya juga tidak kalah besar dengan lelaki itu.

CINTANYA SAMUDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang