Happy Reading All
🎀 🎀 🎀
"Na, apa ini ada hubungannya sama Nuna?"
Anna menatap ke arah lain, lalu terkekeh sinis.
"Aku jawab iya, nanti kamu gak terima."Samudra mulai tak paham dengan Anna. Gadis itu pernah beberapa kali mendiaminya, namun jika ia sudah berusaha bertanya. Gadis itu akan luluh sendiri. Kenapa hari ini rasanya berbeda?
"Kamu tuh kenapa sih? Hah?" tanya Samudra mulai dingin.
Anna tidak menjawab pertanyaan Samudra.
"Kenapa Nuna sering banget ke seret-seret sama hubungan kita? Nuna emang selalu salah ya dimata kamu?"Mendengar ucapan Samudra. Seketika kepala Anna reflek menoleh ke arah lelaki yang lebih tinggi darinya itu.
"Berkali-kali aku bilang sama kamu. Jangan cemburu sama Nuna, dia itu udah kayak adik buat aku!"
"Kamu marah kayak gini, karena apa coba? Karena tadi pagi aku gak jemput? Iya? Atau apa?"
"Na, bukannya kamu sendiri yang bilang gak usah? Kamu mau berangkat sama adik kamu," jelasnya.
"Terus, kenapa tiba-tiba sama Nuna?" Akhirnya pertanyaan itu meluncur juga dari mulut Anna.
Awalnya Samudra diam. Namun Anna terus memberikan pertanyaan-pertanyaan sejenis terhadap Samudra.
"Kenapa Isam, jawab!!!"
"Gilbar!" jawabnya.
Anna mengerutkan keningnya. Tak paham, kenapa Samudra justru menyebut nama Gilbar.
"Kenapa Gilbar? Apa hubungannya sama Gilbar?" tanya Anna.
"Dia dateng kerumah Nuna, maksa Nuna buat berangkat bareng sama dia. Tapi Nuna gak mau, ya karena aku juga kesel liat sikap Gilbar. Aku ajak aja sekalian Nuna. Salah kah?" tanya Samudra.
Anna lagi-lagi terkekeh sinis menanggapi penjelasan Samudra. "Kamu tuh kenapa sih, akhir-akhir ini seneng banget ikut campur urusan Gilbar sama Nuna."
"Kalo emang Gilbar suka, yaudah biarin aja. Lagian Nuna juga kan single. Aku liat-liat juga kayaknya Gilbar anaknya baik, cocok sama Nuna."
"Effort Gilbar juga gak main-main."
Kali ini giliran Samudra yang terkekeh sinis menanggapi ucapan Anna. "Effort, suka, haha." Tertawa sinis.
"Na, kamu tuh belom kenal sepenuhnya sama Gilbar. Kok bisa sih langsung ngomong kalo dia itu baik? Tau darimana? Tetangga kamu? Adik kamu? Atau siapa?" tanya Samudra sinis.
"Kamu juga gak tau apa-apa tentang selera Nuna. Aku yang sahabat Nuna dari kecil. Aku tau, siapa-siapa orang yang cocok sama dia."
"Jadi kamu orang yang paling tau Nuna? Bahkan dari orang tua dia?" tanya Anna.
"Kamu tuh kenapa sih Na? Gak kayak biasanya kamu marah kayak gini."
"Kamu yang kenapa. Aku gak tau harus gimana. Aku ngerasa, ada yang aneh sama sikap kamu belakangan ini."
"Aneh apa? Aku kenapa? Perasaan—."
"Kamu aneh Isam!" potong Anna.
"Ya, aneh kenapa?" tanya Samudra.
"Aku ngerasa kamu terus-terusan ikut campur masalah Nuna dan Gilbar. Bukan karena kamu khawatir kalo Gilbar ini bukan anak yang baik. Tapi karena kamu gak mau kan, kalo Nuna ada yang ngedeketin?"
Terdiam.
Itulah yang Samudra lakukan saat ini. Entahlah, kenapa lelaki itu tidak mencela ucapan Anna. Kenapa lelaki itu justru terdiam. Kenapa ia tidak langsung jawab 'TIDAK' kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTANYA SAMUDRA
RomanceSiapa yang tidak melting jika hari-harinya diisi dengan kesweet-an sang kekasih. Dengan kemanisan sikap dan perilakunya yang berhasil meluluh lantahkan seorang gadis, yang bernama Anna. Namun, hidup tidak melulu berjalan mulus. Selalu ada penghalang...