53. DILLA : SAYANG KAKAK

993 21 4
                                    

Happy Reading All

🎀 🎀 🎀

Bunda, melihat anaknya Dilla sedang melamun di dalam kamarnya dengan posisi pintu kamar yang tidak tertutup. Kini jam sudah menunjukkan 19.30 WIB. Waktunya untuk makan malam seperti biasa. Namun Dilla belum juga turun, akhirnya Bunda lah yang naik ke atas kamar anaknya.

Wanita itu berjalan memasuki kamar Dilla. Lalu, Dilla yang melihat Bundanya berjalan memasuki kamarnya, lantas segera menutup tubuhnya dengan seluruh selimut miliknya.

Jujur, setelah kepergian Anna dari rumah. Dilla jadi malas dengan Bundanya. Bagaimana tidak, karena Bundanya lah Anna pergi dari rumah. Sudah mau dua hari ini Anna, kakaknya belum juga kembali kerumah.

"Dilla, Sayang ayo makan dulu, nak."

Yang dipanggil tidak merespons apapun. Mulutnya sengaja ia kunci rapat-rapat. Agar Bundanya tahu kalau ia masih kesal dengan sang Bunda.

"Dilla, denger Bunda ngomong gak?"

Masih diam.

"Dari kemarin Bunda udah sabar ya ngadepin kamu. Kok makin kesini kamu makin nakal. Hah? Jadi susah dibilanginnya. Ngelawan terus kayak kakak—."

"Stop, Bun!" pekik Dilla dengan membuka selimutnya.

Bunda terkejut mendengar putrinya berpekik dihadapannya. "Heh, kamu udah berani bentak-bentak Bunda, iya?!" kata Bunda.

Dilla kembali diam, kini napasnya mulai tidak teratur. "Bener kamu ketularan kakak tiri kamu! Inget Dilla, Bunda ini Ibu kamu! Bunda kandung kamu! Jangan kurang ajar kamu, ya!"

"Dari kemarin gak mau makan! Sekarang juga gak mau makan! Maunya apa kamu?! Kalau kamu mati sekalipun, kakak kamu gak bakal dateng!"

"BUNDAAAAA STOP!" teriak Dilla dan bangkit dari kasurnya.

Tubuhnya kini berdiri disebrang Bunda yang dihalangi kasur. "DILLA!" Bunda ikut berteriak.

"KENAPA SIH BUNDA JADI ORANG JAHAT BANGET! KASIAN KAK ANNA BUNDAAA!"

"BUNDA GAK PERNAH SAYANG SAMA KAK ANNA! KAK ANNA JUGA ANAK BUNDA, BUN! MESKIPUN ANAK TIRI!"

"LIAT AYAH! AYAH BISA SAYANG SAMA AKU MESKIPUN AKU ANAK TIRINYA! KENAPA BUNDA GAK BISA SAYANG SAMA KAK ANNA YANG NOTABENE SAMA KAYAK AKU!"

Bunda hanya diam menyaksikan putri kesayangannya berteriak keras kepadanya.

"BUNDA KIRA AKU GAK TAU! SELAMA INI BUNDA SELALU JAHATIN KAK ANNA! DAN AKU JUGA TAU, KALAU SELAMA INI KAK ANNA GAK PERNAH NGELAWAN SEDIKITPUN SAMA BUNDA!"

"KENAPA BUNDA JAHATIN KAK ANNA BUN, KENAPAAAA?!"

Tangisan Dilla semakin pecah. Tangannya menghapus ingus yang keluar sedikit dari hidungnya.

"Bunda tanya aku maunya apa?"

"Aku mau kak Anna pulang, Bun! AKU MAU KAKAK PULANG!"

"DILLA CUKUP!" teriak Bunda. "CUKUP DILLA! Kamu udah keterlaluan. Kurang ajar kamu sama orang tua!" bentak Bunda.

Tak lama, Ayah datang karena mendengar suara teriak-teriak dari kamar anak tirinya. Saat sampai disana, ia sudah melihat pemandangan yang tak enak. Istrinya yang menangis, begitu juga dengan anak tirinya, Dilla.

"Ada apa ini?" tanya Ayah.

"Mas! Liat anak kamu mas, dia udah kurang ajar sama aku!" Tangis Bunda pecah di dalam pelukan suaminya.

Begitupula dengan Dilla, anak itu menangis sembari menundukkan kepala dan meremas jemarinya.

"Dilla, kenapa ini?"

CINTANYA SAMUDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang