48. DIAMBANG KEBINGUNGAN

951 18 0
                                    

Happy Reading All

🎀 🎀 🎀

"Anna bukan pacarnya Isam, Ma."

Semua mata menatap Samudra. Bingung apa yang dimaksud oleh lelaki itu. Shani terkejut, begitupun dengan Garil. Lelaki itu sampai melongo menatap Samudra.

"Maksudnya gimana, Sam?" tanya Shani.

Anna menundukkan pandangannya.
"Maaf Ma, Anna emang bukan pacar Isam."

"Loh, tadi tapi kata Nuna..."

"Iya, emang Isam sama Anna pernah pacaran. Tapi udah putus, Isam yang mutusin."

Shani seketika terkejut, sangat terkejut. Apa-apaan anaknya itu. Tidak menjelaskan sejak awal jika Anna bukanlah kekasih darinya. Shani merasa malu, karena sedari tadi sudah mengatakan kalau Anna adalah kekasih Samudra.

Lalu tadi apa kata Samudra?

Samudra yang memutuskan hubungannya dengan Anna? Sakit apa anak itu? Gadis sebaik dan sepeduli Anna bisa sampai ia putuskan. Karena apa lelaki itu memutuskan hubungannya dengan Anna.

Seketika Shani menoleh ke arah Anna. Dan meminta maaf kepada gadis cantik itu. "Astaga, Sayang maaf, ya. Tante gak tau kalau kamu udah putus sama Isam. Ya ampun maaf banget ya, Sayang."

Anna tersenyum canggung.
"Iya tante gak papa gak papa."

"Isam, kamu, nih!" ujar Shani sedikit kesal.

"Maaf, Ma." Lelaki itu terlihat murung.

Anna ikut menatap Samudra. Lalu, Anna rasa untuk mengalihkan suasana. Lebih baik Anna langsung pamit saja pergi darisana.

"Yaudah tante, Isam, kak Garil. Aku pamit pulang, ya."

"Oh, iya-iya, Sayang."

Anna bersimpuh di depan Arra. Lalu berpamitan dengan gadis kecil itu. "Sayang, kak Anna pulang dulu, ya. Nanti kapan-kapan kita main lagi. Arra mau?"

"Mau!" balasnya cepat.

Anna gemas, gadis itupun mengacak pelan puncak kepala Arra. Kemudian bangkit kembali dan segera melangkahkan kakinya keluar. Sebelumnya Anna juga memberikan ucapan doa kepada Samudra. Dan diaamiinkan oleh semuanya.

* * *

Saat pulang dari rumah sakit. Anna sempat di debat oleh Bunda. Namun, Anna sudah bilang bukan? Gadis itu mulai bodoamat dengan Bunda tirinya itu. Anna tidak ingin terlalu dimasukkan ke hati. Nanti takutnya justru ialah yang gila.

Anna melenggang pergi dari hadapan Bunda. Wanita paruh baya itu terlihat kesal atas sikap tidak sopan anak tirinya itu. Bahkan ia sampai mengancam Anna akan mengadukan segala sikap buruknya pada wanita itu.

Kini Anna sudah berada di dalam kamarnya. Tubuhnya ia hempaskan diatas kasur queen sizenya. Malas memikirkan Bundanya yang jahat itu. Ya, Anna mulai berani mengatakan kalau Bunda tirinya itu jahat. Memang jahat, 'kan? Dulu Anna memang selalu menuruti apapun keinginan Bundanya.

Namun untuk sekarang, tidak lagi.

Sudahlah, lupakan saja Bunda tiri Anna itu.

CINTANYA SAMUDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang