51. KELUARGA HARMONIS

1K 20 0
                                    

Happy Reading All

🎀 🎀 🎀

"Mereka gak pernah berubah. Sampai tadi puncaknya... Ayah tampar aku."

"Ayah lebih percaya sama Bunda. Ayah gak pernah bisa percaya sama Anna, tante. Padahal Anna anak kandungnya."

"Jujur tante. Anna capek... mungkin kalau aja setan lebih giat goda Anna. Mungkin Anna udah mati nyusul Ibu."

Shani dan Samudra terkejut-kejut mendengae penuturan Anna. Wanita itu segera memeluk tubuh ringkih Anna. Tak ada yang lebih sakit dari ketidakpercayaan seorang orang tua kepada anak kandungnya. Shani bisa ikut merasakan, betapa sakitnya menjadi Anna. Begitupun dengan Samudra.

Lelaki itu, sesaat mendengar ucapan Anna. Ia tidak ingin mengikuti otaknya. Ia harus mengikuti kata hatinya. Tidak, ia harus bisa mendapatkan Anna. Rasa ingin melindungi Anna mencuat begitu besar di dalam benak Samudra. Anna miliknya, Anna cintanya Samudra.

"Sayang! Kamu gak boleh bicara seperti itu, nak. Anna denger tante." Shani membuat tubuh Anna menjadi menghadapnya. "Kamu nangis boleh, kecewa boleh, marah pun boleh. Tapi kamu harus ingat, nak. Hidup dan mati cuma Tuhan yang menentukkan."

"Anna, Sayang. Mulai hari ini. Kamu gak boleh ada pikiran buruk kayak gitu ya, nak. Ingat, ingat baik-baik. Mulai detik ini, Anna gak sendirian. Anna punya tante, Anna punya Isam, Anna punya kita semua."

"Kita semua sayang Anna."

Anna kembali mengalirkan air matanya dipipi mulusnya. Kemudian kembali memeluk Mama Samudra. Samudra mengepalkan tangannya disamping sisi kanan dan kirinya.

Gak nyangka, selama ini gue kira Ayah Anna orang baik. Gak tau-nya brengsek! batin Samudra memaki.

* * *

Malam ini, Anna benar-benar tidak pulang kerumah. Gadis itu disuruh oleh tante Shani untuk menginap dirumah keluarga Samudra. Awalnya Anna menolak, gadis itu memang tidak ingin pulang. Namun, ia bisa pergi menginap dirumah sahabatnya. Namun, Shani terus memaksanya untuk tetap tinggal disana.

Akhirnya, Anna tidak bisa melakukan apapun selain mengiyakan.

Kini, gadis itu sedang berada di dalam kamar Samudra. Ya, lelaki itu mengalah pada Anna. Ia membiarkan gadis itu menempati kamarnya. Bukan hanya kemengalahan Samudra saja. Shani juga menyuruh Samudra untuk pindah dahulu kini.

Anna memejamkan matanya diatas kasur king size milik Samudra. Lalu, tiba-tiba pintu kamar diketuk.

Tok tok tok!

Anna membuka kedua matanya. Lalu menoleh ke sumber suara. Ketukan kedua, terdengar suara.

"Anna," panggil Samudra.

Ya, yang datang adalah Samudra. Anna segera bangkit dan sedikit berlari mendekati pintu.

Ceklek!

"Isam," cicit Anna.

"Nyaman?" tanya Samudra.

Anna menganggukkan kepala.
"Nyaman."

CINTANYA SAMUDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang