Happy Reading All
🎀 🎀 🎀
Kini diatas motor, Anna terus saja diam. Bagaimana ingin bicara, gadis itu masih malas dengan Samudra. Ini kalau saja Samudra tidak menakut-nakutinya, ia tidak akan ingin diajak pulang bersama lelaki itu.
Lalu, dengan sengaja Samudra melirik ke arah sepion. Untuk melihat wajah cantik Anna. Gadis dibelakangnya ini masih belum bisa memaafkan Samudra sepertinya.
"Na," panggil Samudra.
"Jangan ngomong!" balas Anna.
Mendengar ucapan Anna, seketika Samudra langsung terdiam, kicep. Anna pun ikut terdiam dan terus menatap pemandangan yang ia lihat dijalan.
Namun, dibalik itu semua. Samudra diam-diam tersenyum penuh bangga melihat Anna yang menekuk wajahnya seperti itu. Bukannya terlihat jelek, justru gadis itu menjadi terlihat gemas.
Dan tak lama, motor Samudra pun sampai didepan rumah Anna. "Makasih," ujar Anna.
"Sama-sama," balas Samudra lembut.
Keduanya saling memandang. Namun tak lama Anna membuang pandangannya dan memutar tubuhnya masuk ke halaman rumah.
"Anna," panggil Samudra.
Anna menghentikan langkahnya. Gadis itu kembali memutar tubuhnya menghadap Samudra. Ia tidak membalas panggilan Samudra.
"Makasih."
Makasih? Buat apa? Kan harusnya aku karena udah dianter pulang, batin Anna.
"Makasih karena mau aku ajak pulang bareng."
Anna membuang pandangannya sejenak, kemudian kembali menatap Samudra. "Itu karena kamu nakut-nakutin aku!" kata Anna.
"Aku bukannya nakut-nakutin, tapikan-."
"Iya iya yaudah, sama-sama!" balas Anna memotong ucapan Samudra.
Samudra tersenyum penuh arti. Hal itu tidak lepas dari tatapan Anna. "Ngapain senyum-senyum?!" tanya Anna jutek.
"Enggak," jawab Samudra sembari kepalanya menggeleng dan bibirnya tertarik.
Anna sudah malas berlama-lama dengan lelaki dihadapannya ini. Gadis itupun mencoba untuk masuk saja ke dalam halamam rumah. Namun, belum sempat melangkah tangannya sudah ditahan oleh Samudra.
"Anna tunggu!"
Gadis yang tangannya ditahan pun menatap tangannya yang ditahan. Bukannya dilepas, Samudra semakin erat memegang tangan Anna. Dan Anna pun menjadi terdiam tidak bisa berkata-kata.
"Maaf Na, maaf karena kebodohan aku bisa percaya sama bajingan itu."
Anna menatap mata Samudra dalam. Anna malas jika dihadapkan dengan situasi seperti ini. Bagaimana tidak, jika sudah seperti ini rasanya Anna ingin sekali menangis.
"Maaf Na, maafin aku." Tangannya terus mengelus tangan halus milik Anna. Dan benar saja, gadis itupun menitikkan air mata. "Jangan nangis Na, please... aku gak suka liat kamu nangis."
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTANYA SAMUDRA
RomantizmSiapa yang tidak melting jika hari-harinya diisi dengan kesweet-an sang kekasih. Dengan kemanisan sikap dan perilakunya yang berhasil meluluh lantahkan seorang gadis, yang bernama Anna. Namun, hidup tidak melulu berjalan mulus. Selalu ada penghalang...