Happy Reading All
🎀 🎀 🎀
"Nuna!" panggil Gilbar.
Ya, yang datang adalah Gilbar. Lelaki gila yang telah berani-beraninya kurang ajar dengan Nuna. Melihat kedatangan Gilbar, ketiganya merasa terkejut, sangat terkejut.
Nuna yang melihat kedatangan Gilbar pun seketika ketakutan dan langsung menangis. Anna yang melihat hal itu, seketika langsung beralih memeluk Nuna. Sedangkan Samudra, lelaki itu tak tahan melihat wajah brengsek dari Gilbar. Samudra berlari dan langsung menghajar Gilbar ditempat.
Anna dan Nuna terkejut. Tidak, Samudra boleh marah. Namun tidak boleh main hakim sendiri.
"BANGS*T!" maki Samudra.
"NGAPAIN LO KESINI!"
"PERGI SANA LO ANJ*NG!"
"BRENGSEK! BAJINGAN!"
"COWOK GAK BERGUNA LO!"
"COWOK ANJ*NG!"
Kerah baju milik Gilbar terus Samudra cengkram. Dengan tangannya yang terus memukul perut dan wajah lelaki itu. Anna tak kuasa melihat itu, Gilbar bisa mati jika Anna tidak memisahkan itu.
Anna berlari ke arah Samudra yang masih terus memukul Gilbar. Gilbar tidak diam saja, ia melawan, namun tenaga Samudra lebih besar.
"SAM CUKUP!"
"NANTI DIA BISA MATI!" teriak Anna.
"BIARIN AJA DIA MATI! DIA EMANG COCOK DINERAKA!" balas Samudra teriak.
"SAM INGET INI DIRUMAH SAKIT!" teriak Anna.
Akhirnya, Samudra pun terdiam. Ada benarnya juga ucapan Anna. Akhirnya Samudra pun berhenti memukuli Gilbar. Lelaki itu sudah tumbang dilantai. Anna tidak mau fitnah itu semakin lekat di pikiran Samudra, namun gadis itu bukanlah orang yang tegaan. Anna pun akhirnya membantu Gilbar bangkit.
"Bangun!" sentak Anna.
Samudra yang melihat hal itu sebenarnya merasa cemburu. Namun, karena kemarahan sedang menyelimutinya. Pikiran kotor Samudra kembali hadir.
"Jangan sampai tuduhan itu ternyata fakta."
Anna menggelengkan kepalanya kecil. Mengisyaratkan pada Samudra untuk jangan salah paham dulu.
"Enggak Sam, aku beneran gak ngelakuin itu!" Anna menoleh ke arah Gilbar yang masih kesakitan. Gadis itu menyenggol-nyenggol lengan Gilbar agar lelaki itu menjelaskan semuanya pada Samudra dan Nuna.
"Gilbar! Kamu ngomong dong! Jangan diem aja! Bilang sama mereka, bilang kalau kita sama sekali gak sekongkol!" Tangis Anna pecah.
Rasanya sakit sekali dituduh bersekongkol kejahatan dengan Gilbar. Apalagi yang menuduh adalah mantan kekasihnya.
Gilbar hanya diam saja, tidak merespon apapun. Akhirnya, lelaki itu pergi darisana. Entahlah, apa niatnya datang kesana. Mungkin hanya menyerahkan diri ke Samudra untuk dipukuli?
Anna yang melihat Gilbar pergi, seketika kesal. Bukannya menjelaskan, kenapa malah pergi. Melihat itu, Anna pun ikut pergi meninggalkan kamar inap Nuna.
Samudra yang melihat hal itu, merasa dirinya sudah sangat jahat dengan Anna. Namun, itu semua ia lakukan agar Anna bisa membuktikan bahwa ia benar-benar tidak bersalah.
Maaf Na, batin Samudra.
* * *
"GILBAR TUNGGU!" teriak Anna dilorong rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTANYA SAMUDRA
RomansaSiapa yang tidak melting jika hari-harinya diisi dengan kesweet-an sang kekasih. Dengan kemanisan sikap dan perilakunya yang berhasil meluluh lantahkan seorang gadis, yang bernama Anna. Namun, hidup tidak melulu berjalan mulus. Selalu ada penghalang...