Happy Reading All
🎀 🎀 🎀
"Aku gak percaya kalau mereka kerja kelompok."
Anna terus berjalan menyusuri jalanan malam ini. Gadis itu tidak akan pulang jika ia belum menemukan adiknya, Dilla.
"Apa mereka bohong, ya? Sama orang tua." Anna memejamkan matanya sejenak, lalu memegang kepalanya yang pening. "Ck! Aku harus kerumah Pita!" ucapnya.
Anna menghentikan sebuah angkutan umum yang masih ramai penumpang. Gadis itu meremat tangannya dan terus bolak-balik memeriksa jam diponselnya.
Kini jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Sampai saat ini adiknya masih belum ketemu juga. Bibi dirumah pun belum mengabari kalau Dilla sudah tiba dirumah.
Lalu, tak lama. Angkutan itu menuruni Anna di tempat tujuan Anna. Dia pun berjalan menyusuri jalanan kampung yang tidak terlalu ramai. Kalau rumah Pita, memang agak masuk-masuk ke dalam gang ini. Dan Anna sedikit lupa rumah Pita.
Dia pun mencoba bertanya pada ibu-ibu yang masih mengobrol disalah satu teras rumah warga.
"Permisi Ibu-Ibu."
"Eh, iya neng. Ada apa, ya?" tanya salah satu Ibu-Ibu.
"Numpang tanya Bu. Ibu-Ibu tau rumahnya Pita gak, ya?" tanyanya.
"Pita? Pita saha, Nya?"
"Pita yang sekolah di SMP NUSA 3 Bu."
"Oh, anaknya E'ceu Ratna bukan?" tanya Ibu itu.
Anna hanya mampu menganggukkan kepalanya ragu. "I-yaa kayaknya deh, hehe."
"Oh iya-iya aya itu mah. Nanti neng teh lurus aja, gak jauh dari tikungan nanti ada rumah warna abu, nah itu rumahnya E'ceu Ratna."
"Oh disitu ya Bu? Yaudah terima kasih banyak ya Bu? Kalau gitu saya permisi dulu."
"Oh iya-iya neng silakan."
"Permisi Bu Ibu."
"Mangga." Jawab serempak Ibu-Ibu itu.
* * *
"Kak, inget gak sih dulu kita pernah nyemplung got berdua?" tanya Nuna.
"Hah, emang iya, ya!" tanya Samudra.
"Ih iya kak! Masa kak Samudra lupa sih. Aku aja masih inget hahaha."
"Hahaha buset, lupa gue."
"Kakak tuh yang banyak banget lumurnya. Untung aku dikaki doang."
"Itu gara-gara apa deh?" tanya Samudra.
"Kayaknya kalau gak salah, gara-gara dikejar bencong deh."
"Oh iya! Iya-iya gue baru inget!"
"Ya, 'kan?! Hahahaha!"
"Dulu kita masih takut ya sama banci."
"Ih, aku mah sampai sekarang. Masih suka merinding kalau liat banci. Dari jarak jauh aja udah merinding, apalagi di deketin. Pingsan kali aku."
"Hahaha!" tawa Samudra.
Astaga, ganteng banget sih kak Samudra kalau lagi ketawa gini. Gak beda jauh sama kak Samudra yang dulu, batin Nuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTANYA SAMUDRA
RomanceSiapa yang tidak melting jika hari-harinya diisi dengan kesweet-an sang kekasih. Dengan kemanisan sikap dan perilakunya yang berhasil meluluh lantahkan seorang gadis, yang bernama Anna. Namun, hidup tidak melulu berjalan mulus. Selalu ada penghalang...