Fünfunddreißig

603 38 0
                                    

"Jhonny, gue gak bisa ngehubungin Taeyong"

Jhonny merapikan dokumen miliknya yang berantakan di meja, menatap sahabatnya sebentar yang terlihat sangat gelisah sekali setiap kali tidak bisa menghubungi Taeyong. Hidupnya selalu saja seperti itu selama beberapa tahun terakhir. Kapan dia bisa melihat sahabatnya bahagia.

"Mungkin dia sibuk"

"Sesibuk sibuknya dia gak mungkin sampai gak bisa di hubungin"

"Udah di samperin ke tempat tinggalnya?"

"Dia gak ada di rumah selama dua hari ini, tetangganya gak ada yang tahu"

"Hmmm"

"Ayolah Jhon, tolong gue"

"Telepon lagi aja nanti, siapa tahu dia emang lagi sibuk"

"Gak bisa. Gue takut dia ngilang lagi dari hidup gue"

"Jangan berpikiran kayak gitu"

Sebenarnya Jhonny bingung dengan hidupnya Jaehyun yang selalu dalam kondisi tidak baik-baik saja. Sikap Jaehyun tidak benar tapi juga tidak salah. Dia sudah beristri, tapi masih menginginkan orang lain dalam hidupnya. Memang sejak awal tidak ada cinta dalam pernikahan itu. Jaehyun Benar-benar sedang dalam posisi yang sulit di jelaskan.

Knock knock!

Ceklek!

Jaehyun bersama Jhonny menoleh ke arah pintu.

"Permisi pak, maaf mengganggu. Ada seseorang bernama Kim Mingyu datang ingin menemui anda"

Jaehyun menatap Jhonny penuh tanda tanya, untuk apa Mingyu datang ingin menemui Jhonny karena  sekarang dia berada di ruangan Jhonny.

"Suruh dia masuk"

Ucap Jaehyun kemudian duduk di kursi tempat Jhonny biasa duduk, sementara Jhonny pergi menaruh dokumen nya ke lemari.

Betapa terkejutnya Jaehyun ketika melihat Mingyu masuk dengan Mark, putra kecilnya berada di gendongannya. Dengan segera Jaehyun berlari menghampiri nya untuk memeluk Mark karena dia begitu sangat merindukan nya.

"Mark!!"

"Papa!!"

Mark tersenyum lebar sambil ikut berlari menghampiri papa nya, mereka pun berpelukan dengan begitu erat melepaskan rasa rindu.

Cup

Cup

Cup

Mwah!!

"Papa sangat merindukan mark"

"Mark juga merindukan papa!"

"Mama kemana? Kenapa mark bersama paman Mingyu?"

Mark menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu dengan bibirnya yang mencebik seperti akan menangis.

"Apa maksudnya?"

Jaehyun menatap Mingyu tajam meminta jawaban, sekarang yang bisa menjawabnya hanya Mingyu saja seorang.

"Papa...Waktu itu, Mark di jemput orang asing, dan itu ternyata penculik"

Jaehyun membulatkan matanya mendengar ucapan nya mark, urat-urat lehernya langsung terlihat jelas.

Jhonny saja sampai ikutan kaget mendengarnya.

"Penculiknya bawa mobilnya kebut-kebutan, pas di lampu merah mark lihat ada paman gyu—"

"Ah mark sayang, mending kamu bermain saja ya bersama paman Jhon"

STAY WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang