Vierzig

575 36 0
                                    

Ketika Appa Taesik mengetahui tentang hubungan Taeyong dan Jaehyun, dia merasa waswas dan khawatir bahwa Jaehyun tidak akan menjadi pasangan yang tepat untuk Taeyong. Dengan masalah yang terjadi sebelumnya. Sebagai seorang Appa, Taesik ingin memastikan kebahagiaan dan keselamatan Taeyong. Dia akan melakukan apapun demi putranya. Oleh karena itu, Taesik mengambil keputusan yang sulit dan menghadapkan Jaehyun dengan tantangan.

Appa Taesik memanggil Jaehyun ke rumahnya untuk bicara secara pribadi. Dalam pertemuan itu, Appa Taesik menjelaskan kekhawatirannya dan memberikan kondisi kepada Jaehyun. Dia mengatakan bahwa Jaehyun harus menyelesaikan segala urusannya, termasuk hubungannya dengan keluarganya, sebelum mendapatkan izin untuk bertemu dengan Taeyong.

Meskipun Jaehyun merasa kecewa dan sulit menerima keputusan itu, dia memahami concern Appa Taesik sebagai Appa yang bertanggung jawab. Jaehyun menyadari bahwa untuk memenangkan kepercayaan Appa Taesik, dia harus membuktikan bahwa dia adalah seseorang yang pantas dan dapat memberikan kebahagiaan untuk Taeyong.

"Papa"

Suara Mark membuyarkan lamunan Jaehyun, dia reflek tersenyum."Kenapa nak?"

"Papa sejak tadi melamun, kata mama tidak baik jika banyak melamun"

"Hahaha, maafkan papa, papa hanya sedang memikirkan sesuatu".

"Apa itu berat?"

Awalnya Jaehyun kaget dengan mark, kemudian dia memberikan senyuman untuk mark.

"Semua akan terasa ringan jika kita bisa menghadapinya dengan sikap positif dan optimis. Sekarang kamu tidur, ini sudah malam"

"Baik papa, love you!"

"Love you so much, my son"

Mark pun pergi menuju ke kamarnya, saat ini dia berada di rumah Mingyu untuk sementara waktu.

"Papa"

"Ya?"

"Apa papa akan tidur di sini?"

"Iya, papa akan menemani kamu"-karena mungkin mulai besok untuk sementara waktu papa tidak akan bisa menemui kamu.

Jaehyun duduk di ruang tamu, terpaku pada layar ponselnya yang berdering. Ia melihat nama ibunya, dan lalu Naeun yang terpampang jelas di layar, namun hatinya terasa berat. Beban pikiran yang ia rasakan membuatnya tidak ingin untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Kau belum tidur rupanya"Ujar Mingyu yang baru saja pulang.

"Ya, Ngomong-ngomong, aku tidak melihat wonwoo sejak tadi"

"Ah, dia sedang di rumah orang tuanya, aku tidak bisa menemaninya. Apa mark sudah makan?"

"Ya, dia makan dengan lahap karena bersemangat akan segera bertemu Taeyong. By the way, apa kau bertemu Jhonny? Ponselnya tidak aktif".

Mingyu duduk di sebelah Jaehyun, menaruh dua kaleng soda di meja untuknya dan untuk Jaehyun.

"Apa Taeyong sungguh punya kembaran? Aku masih tidak dapat mempercayainya karena aku belum melihatnya dengan mata kepalaku sendiri"

"Ya, mereka sangat mirip, yang membedakan hanya tatapan matanya"

"Huh, jika memang benar dia punya keluarga yang sangat menyayanginya, aku merasa bahagia, karena dia tidak merasa sendirian lagi"

'Aku tidak bisa jika harus terus seperti ini, aku akan mengakhiri ini segera'.

"Gyu, aku titip putraku, aku ada urusan penting sekarang".

***

Taeyong duduk di ruang tamu, merasa campur aduk antara gembira dan sedikit gugup. Ini pertama kalinya dia menginjakkan kaki di rumah Appa Taesik, dia akan tinggal di sini mulai dari sekarang bersama keluarga barunya yang baru ditemuinya. Hanya saja masih ada perasaan yang mengganjal, mark tidak sedang bersamanya sekarang.

STAY WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang