Einundvierzig

493 34 0
                                    

Setelah beberapa hari melewati insiden yang menyebabkan mereka terpisah, Taeyong akhirnya bisa bertemu kembali dengan anaknya, Mark. Mereka berdua bertemu di taman yang biasa mereka kunjungi, di bawah pepohonan yang rimbun.

Saat Sarah melihat Mark, dia merasa lega dan bahagia. Wajah Mark terlihat penuh harap, terbawa rindu akan Taeyong yang selama ini tidak ia temui. Mereka lalu saling memeluk erat, menunjukkan betapa mereka merindukan satu sama lain.

Taeyong dengan lembut mencium kening Mark dan berkata, "Maafkan Mama, Nak. Mama tidak ingin meninggalkanmu begitu saja. Mama sangat khawatir, tapi sekarang Mama di sini dan semuanya akan baik-baik saja."

Mark mengangguk dengan air mata di matanya, "Maafkan aku juga. Aku sangat merindukanmu."

Taeyong mengelus puncak kepala Mark."Tidak apa-apa, Nak. Yang penting sekarang kita bersama lagi. Mama senang melihatmu aman dan sehat."

Selama mereka duduk di bawah pepohonan, Taeyong menjelaskan pada Mark apa yang terjadi dan mengapa mereka terpisah. Dia menjelaskan bahwa ada insiden kecil yang membuatnya harus pergi ke rumah sakit untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Taeyong juga menjelaskan bahwa dia selalu mencintai Mark dan tidak pernah berniat meninggalkannya. Taeyong juga menjelaskan kepada Mark bahwa mereka sekarang punya keluarga baru.

Mark mendengarkan dengan penuh pengertian, meskipun masih sedikit bingung tentang apa yang terjadi. Dia tahu bahwa Taeyong tidak akan pernah sengaja menyakitinya atau meninggalkannya. Mereka berdua melanjutkan perbincangan mereka, berbagi cerita dan tawa seperti biasa.

"Bagaimana hari-harimu bersama Papa?"

"Eum, menyenangkan, tapi tidak semenyenangkan saat bersamamu."

"Apa papa baik-baik saja?"

"Iya, tapi papa tidak bisa menemani aku, karena papa bilang papa punya urusan."

"Nanti kita akan bertemu lagi dengan papa. Sekarang ayo kita jalan-jalan."

Dalam sisa hari itu, Taeyong dan Mark merayakan pertemuan mereka dengan menghabiskan waktu bersama. Mereka pergi ke taman bermain, makan eskrim di kafe favorit mereka, dan meluangkan waktu untuk saling mendengarkan.

"Mingyu, bagaimana pertemuannya?"

"Aku tidak ikut campur, setelah Mark bertemu Taeyong, aku langsung pergi. Sekarang bagaimana denganmu?"

"Aku sedang stress sekarang."

"Apa kau berniat untuk melaporkan mereka?"

"Semuanya sudah terkuak. Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menunggu polisi menangkap mereka. Aku akan membiarkan semuanya berjalan dengan sendirinya."

"Aku tidak pernah mengira semuanya akan jadi masalah sebesar ini. Jaehyun, aku mengerti perasaan mu, tetaplah kuat."

"Ya, terimakasih"

***

Malam harinya.

"Pak, ada yang memaksa ingin bertemu dengan anda"

Jaehyun memijat pelipisnya,"Tidak bisakah kau bekerja dengan becus? Aku sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun."

"M-maaf pak, tapi orang itu bilang jika dia adalah—"

"Pergilah. Usir saja orang itu dengan cara kasar sekalipun."

"B-baik pak, maaf sudah mengganggu waktu anda."

Taeyong menghela nafasnya dalam-dalam, sudah cukup lama dia menunggu di lobby, dia ingin menemui Jaehyun, namun selalu di halang-halangi.

"Maaf, pak Jaehyun sedang dalam situasi buruk. Sebaiknya anda datang besok lagi saja."

"Hei, aku sudah menunggu di sini cukup lama tapi tidak membuahkan hasil? Menyebalkan"

"Sebaiknya anda pergi sekarang juga, atau saya panggil security."

STAY WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang