42 | PENYELAMATAN.

1K 81 13
                                    

^^^

"Huuffhh.."

Helahan nafas entah yang kesian kalinya mengudara keluar dari mulut gadis manis dengan penampilan acak-acakan.

Rambut kusut, baju sobek dan kotor, pipi tirus dan terdapat luka gores di pipi kanannya. Penampilan salah satu sandra itu sangat mengenaskan. Tidak jauh dari tempatnya duduk sahabat karibnya pria bulek dengan luka yang mengering di lengan atasnya juga berpenampilan naas. Wajah tampannya babak belur, sebagian tubuhnya memar. Tapi di bandingkan Dominic dan Arneta. Penampilan ke lima anggota KKN pria lainnya berpenampilan lebih kacau lagi setelah ketujuhnya melakukan aksi adu jotos dengan para teroris yang berusaha membawa Mona dan Andin.

"Mau pulang. Gue mau pulang.. hikss.. mami takut.. hiks.." Tangis Andin sedari tadi belum juga berhenti.

Arneta hanya melirik sekilas tidak tau mau berbuat apa. Apa yang Andin lalui sangat mengerikan, wanita cantik itu berulang kali hampir di lecehkan oleh para teroris, entah apa kesalahannya seolah-olah para teroris itu memiliki dendam tersendiri pada dirinya. Tadi saat  Andin pergi buang air kecil, dari ruangan mereka di sandra Arneta dan yang lainnya mendengar jelas teriakan histeris Andin yang hendak di lecehkan.

"LEPASIN GUE. JANGAN BANGSAT! JANGAN PEGANG-PEGANG AAAA.. DOMINIC TOLONG!!"

Teriakan itu masih menggema di kepala Arneta.

Dominic dan yang lainnya memberontak berusaha keluar, mendobrak berteriak mereka lakukan untuk bis keluar dan melihat apa yang telah terjadi pada Andin dan Mona.

Bersyukur pintu ruangan yang usang hanya butuh tiga kali tendangan dari Dominic pintu berhasil di buka. Pria bulek itu dan ke lima pria lainnya berlari menuju sumber suara di mana mereka menyaksikan Andin yang terbaring di lantai sambil di pegangi empat pria yang salah satunya berusaha melepas pakaiannya.

Beruntung mereka dapat menghentikan aksi bajingan para teroris yang hendak melecehkan Andin.

Tidak sampai di situ saja. Setelah gagal melecehkan Andin dan mengurung mereka kembali. Beberapa teroris itu kembali datang dan berusaha membawa Andin dan Mona.

"Teroris bangsat!" Makian itu keluar dari mulut Arneta.

Ujung bibirnya sobek setelah mendapat tamparan dari salah satu teroris yang hendak membawa Mona tadi.

Kejadian tadi begitu mengerikan untuk Andin. Arneta tau itu. Kejadian tadi juga menjadi trauma bagi para wanita dan tentunya dirinya juga. Tapi di bandingkan trauma yang ia rasakan lebih ke dendam dan rasa marah. Ingin sekali Arneta meledakan kepala teroris-teroris yang tadi menyentuh Andin dan Mona.

"Ini sudah hari ketiga dan tidak ada tanda-tanda aparat akan menyelamatkan kita. Teroris-teroris bajingan itu mulai menggila. Apa nggak sebaiknya kita kabur aja!" Celetukan Arneta itu berhasil menarik perhatian semua orang.

Pasalnya sudah tiga hari mereka di sini dan sudah tiga hari mereka mengalami hal mengerikan. Hari pertama mereka di kurung sampai hari ke tiga mereka tidak di beri makan. Dan hari kedua mereka di culik para teroris gila itu menganiaya seseorang yang entah siapa, di luar gedung sana. Teriakan dan pekikan serta suara pukulan merusak mental dan menanamkan rasa takut untuk mental mereka. Dan hari ini, hari ketiga para manusia berjiwa binatang itu berusaha melecehkan teman mereka.

Arneta tidak tahan lagi ia harus mengajak teman-temannya bertindak jika terus berdiam diri, ia tidak tahu hal gila apalagi yang akan teroris itu lakukan.

"Kabur kemana? Teroris-teroris itu punya senjata." Ucap tegar.

"Kita kabur keluar dari sini. Kalo tetap disini teroris itu bisa berbuat hal gila lagi." Jelas Arneta melirik Andin yang di peluk Mona.

ARNETA UNTUK RANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang