5 | PERTEMUAN KEDUA.

13.1K 1K 12
                                    

^^^

Suasana warteg Mbok Jum siang itu begitu ramai oleh para pengunjung yang kebanyakan ABG labil, anak bau kencur yang ganjen nya nggak ketulungan.

Warteg Mbok Jum memang selalu ramai oleh pengunjung yang manyoritas nya cewek, karena letak warteg tersebut yang bersebrangan langsung dengan porles metro jaya Jakarta Selatan. Membuat para kaum hawa yang mengidamkan memiliki suami berseragam polisi, sering seliweran di sekitar situ hanya untuk melihat dan memandang abang-abang polisi yang masih bujangan sering berkumpul di situ. Siapa tahu ketemu jodoh.

"Aciee pak komandan, yang baru dapat promosi! Ekhem.. ekhem.."

AKP Dwi Rangga Septian yang sedang menyesap kopi miliknya melirik sekilas kesamping tempat duduk Iptu Budi sahabat sekaligus rekan seperjuangan di Akpol dulu. Mereka satu leting walaupun pangkat Rangga satu tingkat lebih tinggi dari Budi.

Rangga duduk menyamping menghadap Budi sambil menaikkan alisnya.

"Siapa?"

"Eloh!. Ya kali gue kampret! Mau ngina ya loh.?" Geram Budi, sahabatnya itu terkenal suka misu-misu nggak jelas.

Rangga mengangkat bahunya acuh. "Gue kira siapa." Sahutnya enteng yang disambut makian bapak polisi satu ini.

"JANCOK!!"

Jangan di tiru ya man-temen pakpol di atas..

"Bang Rangga!"

Rangga yang merasa namannya dipanggil menoleh ke belakang di mana Bripda Jodi salah satu anak buahnya yang berlari menghampiri nya dari depan gerbang porles dengan sebuah kertas di tangannya.

"Bang Rangga. Di cariin dari tadi ternyata disini."

"Bang Rangga.. bang Rangga.. dia ini komandan loh. Yang sopan dong manggilnya!" Bentak Budi tegas.

Jodi yang di bentak salah satu senior paling di segani di kesatuan mereka hanya nyengir memperlihatkan gigi behelnya yang baru di pasang kemaren.

Jika Budi terkenal garang dan tidak sabaran bedahal dengan Jodi yang pentikilan dan cengengesan.

"Hehehehe.. siap salah."

Mengabaikan Budi, Rangga beralih menatap Jodi yang berdiri dihadapan mereka.

"Kamu ngapain nyari saya?"

Jodi menyodorkan sepucuk surat berwarna hijau kearahnya. Sebuah undangan di tangan kanannya.

Belum sempat Rangga menerima nya Budi lebih dulu menyerobot undangan tersebut.

GINA & TIAN

"ANJIR, KOMANDAN DITINGGAL KAWIN SAMA MBAK CANTIK YANG SERING BIKIN KITA GIGIT JARI GENKS!!!" Suara Toa Budi sampai menggema ke setiap sudut warteg Mbok Jum membuat para anak buahnya dan pengunjung lain langsung menatap kearahnya dengan tatapan bermacam-macam.

Tidak ada yang berani berkomentar. Takut di suruh pus up 100 kali.

"Hahahaha,, namanya sama. Tapi bukan loh mempelainya. Wkwkwk.. komandan di tinggal kawin! Hahahaha.." Budi ngakak, tertawa di atas penderitaan sahabat sekaligus atasannya.

"Ketawa aja teroos!! tak bawa polwan cantik ke hadapan mamak mu, mau?!!" Ucap Rangga.

Budi kicep tidak berani mengejek lebih jauh. "Siap salah." Unjarnya masam.

"Hahahaha.." gantian Jodi yang ngakak sambil memegangi perutnya saat melihat senior galaknya yang kicep hanya karena satu ancaman ringan.

Rangga bangkit dari duduknya, berdiri sambil menepuk-nepuk kedua pahanya yang di ikuti oleh Budi.

ARNETA UNTUK RANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang