12 | HUKUMAN MENYEBALKAN.

11.5K 899 12
                                    

^^^

Beberapa hari berlalu, Arneta kembali ke runtinitas nya.

Senin pagi, saat dimana semua orang memulai runtinitas yang terhenti satu hari saat weekend. Meninggalkan kenikmatan bersantai dan berleha-leha sebentar di waktu weekend, kini semua orang kembali menikmati kehidupan seperti biasa.

Pergi ke sekolah, kantor dan datang ke kampus bagi yang menempuh dunia perkuliahan.

Pokoknya semua orang memiliki kesibukannya pada hari Senin. Termasuk Arneta yang juga memiliki jadwal kuliah pagi, di hari senin yang cerah ceria ini.

Cuaca cerah, namun tidak dengan mood Arneta yang mendung bagai hujan puting beliung. Arneta cemberut, mulutnya terus memaki dosen yang memberinya jadwal kuliah pagi di hari senin. Arneta benci kuliah pagi. Karena seperti biasa akan ada drama seperti ini jika ia terlambat datang ke kampus.

Huaaaaa,, rasanya Arneta ingin menjerit sekeras-kerasnya.

Telinga nya rasanya berdengung mendengar dosen yang mengocehi nya sedari tadi. Kakinya rasanya kebas karena berdiri terlalu lama. Sudah satu jam dosen perempuan di hadapannya mengoceh memarahinya yang tidak sedikitpun Arneta dengarkan ucapannya.

Ya Tuhan, kapan dosennya berhenti mengoceh. Rasanya Arneta ingin menghilang dari ruang itu sekarang juga dan memilih bersembunyi di kantin sambil menikmati pedasnya kuah bakso kang Teteng.

Oh ayolah Arneta hanya terlambat 5 menit, tidak lebih. Dosen nya saja yang resek, Arneta meminta izin masuk kelas malah di usir dan di laporkan pada Ibuk Sayna, dosen perempuan yang suka sekali mengocehi nya.

Siapa bilang punya orang dalam itu enak. Nyatanya, enggak! Dosan nya, ibuk Sayna atau nama lengkapnya adalah Sayna Aditomo adalah adik bungsu dari papanya, yang berarti Tante nya sendiri. Tapi lihatlah, orang yang berstatus tante nya itu adalah dosen paling menyebalkan yang akan mengocehi nya panjang lebar dan akan melaporkan semua kelakuan tidak disiplin nya pada kedua orangtuanya dengan sukarela.

Sungguh mengesalkan.

Sayna memijit pangkal hidungnya. Kepalanya pusing mendengar laporan tentang kebobrokan keponakannya itu.

Tadi! Saat sedang enak-enaknya menikmati sarapan paginya. Sayna di kagetkan oleh dering ponselnya yang layarnya tertara nama pak Hanz.

Sayna pikir, dosen muda itu ingin mengajaknya makan siang bareng makannya menghubungi nya. Biasa! Perawan tua kata Arneta. Suka geer bawaannya.

Tapi, siapa sangka harapan tidak seindah kenyataan. Pak Hanz menghubungi nya untuk melaporkan tentang kelakuan keponakan perempuan satu-satunya yang sudah tiga pertemuan selalu saja datang terlambat.

"Tante bosan mengocehi kamu yang sedikitpun tidak kamu dengarkan, Arneta!"

"Tante kira, Tante aja yang bosen ngoceh. Arneta juga bosen dengarnya." Ucap Arneta berani. Saat ini mereka tengah berada di ruang pribadi milik tantenya, jadi aman.

Sayna itu menjabat sebagai dosen di fakultas tempatnya berkuliah.

"Kamu ini, ngejawab aja tahunya."

"Tante juga sih. Ngoceh aja tahunya." Timpal Arneta. Ia tidak mau kalah omongan melawan adik papanya tersebut.

"Arneta!" Geram Sayna. Ia bingung, dengan cara apa lagi ia bisa membuat Arneta menyadari dan memahami berapa merepotkan dan memalukannya bagi Sayna setiap kali dosen-dosen lain melaporkan kelakuan dan kebobrokan anak kakaknya itu.

Satu minggu yang lalu Sayna mendapat laporan bahwa Arneta berteriak menyatakan cinta pada dekan yang lewat di depan kelasnya, dengan tidak tahu malunya.

ARNETA UNTUK RANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang