13 | ACARA KAMPUS.

10.2K 895 7
                                    

^^^

"Huaaaaaa! Mamaaa. Arneta pusingg!!" Itu adalah suara teriakan Arneta Ranjani yang memekakkan telinga.

Prajna memutar bola matanya malas dan Domi nampak geregetan sendiri melihat kelakuan Arneta yang terus melangkah mondar-mandir layaknya setrikahan, sambil sesekali berteriak menyumpah sarapah.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang. Tapi Arneta masih saja mencak-mencak tidak jelas.

"Tante Sayna gila kali ya! Masa dia mau gue nyanyi di depan orang satu kampus sih. Di tambah lagi ada anggota dari polri yang bakal penyuluhan ngisi seminar. Nggak etis banget tahu!!" Celoteh Arneta dengan suara yang masih kesal seperti kemarin.

Hari ini adalah hari dimana akan di adakan seminar dan event bazar di kampus mereka. Dan Arneta terpilih. Ralat! Lebih tepatnya Arneta di hukum untuk menyanyi di akhir penutup acara.

"Nyanyi, ya tinggal nyanyi aja kali. Nggak usah di bawah ribet." Domi berucap santai sambil membaringkan tubuhnya tengkurap di atas kasur Arneta.

"Iya kalo suara gue bagus! Lah ini suara gue itu ancur banget kalo nyanyi bahasa Indo." Ucapnya dramatis.

"Secara kan gue orang luar nggak bisa tahu tuh lagu indo." Lanjutnya songong.

Domi mendengus. "Sombong amat."

Prajna yang sedang berbaring di sofa dakat balkon kamar Arneta hanya diam menyimak. Jujur ia masih merasa jetlag mengingat baru tadi pagi ia tiba di Indonesia.

Amerika indo itu tidak sedekat Jakarta Bogor. Jadi maklum kalo ia merasa lelah dan mengantuk.

"Nyanyi lagu Surrinder aja, kan lagi buming tuh." Usul domi yang sedikitpun tidak memberi pencerahan.

"Gue nyanyi lagu barat? Yang ada satu kampus pada gila. Loh tahu kan gue nggak bisa bahasa Inggris."

"Terus loh mau nyanyi lagu apa? Acaranya bentar lagi."

Ucapan Domi membuat Arneta kembali galau sendiri.

Acaranya mungkin sudah di mulai, atau mungkin sudah berakhir. Arneta tidak perduli. Kepalanya pusing. Otaknya mumet! Pikirannya blank.

Sedari tadi ponselnya berbunyi tiada henti. Banyak pesan wa, SMS dan telepon nyasar dari beberapa nomor tidak dikenal. Terutama dari Amar ketua BEM kampusnya dan Tante Sayna yang juga ikut meramaikan kolom panggilan tidak terjawab di kontak ponsel miliknya yang tergeletak mengenaskan dengan isi yang sudah berserakan keluar.

"Nyanyi lagu Jepang aja, Net. Loh kan suka kartun Jepang, pasti tahulah dikit-dikit." Ucap Prajna bangkit dari tempatnya.

"Emang bisa?"

"Ya, bisa lah Arneta. Kan nggak ada peraturan harus nyanyi lagu apa. Terserah loh lah, mau nyanyi apa." Sahut Domi.

"Kayaknya gue tahu deh mau nyanyi apa!" Ucap Arneta sok misterius.

"Nyanyi lagu apa?"

"Ada deh. Prajna bantuin gue yah." Ucap Arneta beralih menatap Prajna sambil menaik turunkan alisnya.

Prajna yang seakan tahu lagu apa yang akan Arneta persembahkan untuk memenuhi hukumannya hanya mengangguk mengiyakan.

"Ih, nyanyi lagu apa sih. Gue penasaran nih!"

"Woyyyy, ciwik-ciwik. Lagu apa sih, gue penasaran tahu."

Keduanya sibuk bersiap. Tidak berniat menjawab pertanyaan Domi.

"Woyyyy.."

"Ah elah,, kacang mahal! Kacang mahal!"

**




ARNETA UNTUK RANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang